Bisnis.com, BADUNG — Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) akan mendorong pembahasan tiga isu utama di puncak Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 pada 15–16 November 2022 di Bali.
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menyampaikan, tiga isu utama tersebut, yaitu krisis pangan dan energi, perubahan iklim, dan transformasi digital.
Terkait krisis pangan dan energi, Guterres menyampaikan dibutuhkan tindakan mendesak, terutama dari anggota G20, negara-negara dengan perekonomian terbesar, untuk memastikan bencana kelaparan tidak terjadi.
Inisiatif black sea grain akan terus didorong dan diupayakan untuk memastikan bahan makanan dan pupuk dapat terdistribusi baik di pasar global.
“Inisiatif black sea grain membantu menstabilkan dan menurunkan harga pangan. Kita harus berbuat lebih banyak untuk meringankan krisis pupuk global,” katanya kepada wartawan di Media Center, Senin (15/11/2022).
Selanjutnya, pada isu perubahan iklim, menurutnya harus ada pendekatan baru dalam mengatasi peningkatan suhu global. Negara G20 harus bisa menyukseskan tujuan pakta solidaritas terkait perubahan iklim.
Baca Juga
Negara-negara G20 menurutnya harus bertanggung jawab atas 80 persen emisi global. Oleh karenanya, G20 harus mendorong percepatan transisi ke energi baru terbarukan.
“Pada 2050 penduduk dunia akan mencapai 10 miliar orang, ada tidaknya [keputusan] G20 akan menentukan kesempatan setiap orang untuk hidup secara berkelanjutan di planet yang sehat,” tuturnya.
Selanjutnya, terkait transformasi digital, PBB mendorong mendorong adanya perlindungan data dan privasi, serta harus memastikan kebebasan berbicara.
Guterres menyampaikan, KTT G20 di bawah Presidensi pada tahun ini memang sangat menantang, terutama akibat adanya ketegangan geopolitik antara Rusia dan Ukraina.
Namun demikian, dia mengapresiasi Presidensi G20 Indonesia yang hingga acara puncak KTT dapat mengusung dialog dan menghasilkan sejumlah kesepakatan bersama di antara negara-negara tersebut.