Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pertumbuhan Ekonomi Kuartal IV/2022 Diproyeksi Melambat, Ini Penyebabnya

Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal IV/2022 diproyeksi akan melambat dari capaian pertumbuhan yang tinggi pada kuartal sebelumnya.
Suasana deretan gedung bertingkat di Jakarta, Minggu (6/3/2022). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Suasana deretan gedung bertingkat di Jakarta, Minggu (6/3/2022). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA — Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal IV/2022 diproyeksi akan melambat dari capaian pertumbuhan yang tinggi pada kuartal sebelumnya.

Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Tauhid Ahmad menyampaikan salah satu faktor yang mempengaruhi ekonomi pada kuartal IV adalah sudah berakhirnya low based effect, mengingat pertumbuhan ekonomi pada kuartal IV/2021 mencapai 5,02 persen.

“Di kuartal IV saya kira memang low base effect-nya sudah hilang, itu akan mengurangi pula potensi pertumbuhan ekonomi kita di kuartal IV/2022 tahun ini,” katanya, Selasa (8/11/2022).

Di samping itu, faktor lainnya yang mempengaruhi adalah kenaikan harga konsumsi. Laju inflasi tercatat tinggi pada September 2022 dan berlanjut pada Oktober, meski pada November diperkirakan ada moderasi dan sedikit melambat.

“Dengan situasi ini, akan mengurangi potensi konsumsi yang lebih rendah dibanding kuartal III/2022,” jelasnya.

Dia memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada kuartal IV/2022 akan mencapai 5,3 persen, cukup moderat, lebih rendah dibandingkan dengan capaian pada kuartal III/2022 yang sebesar 5,72 persen.

Dengan perkembangan tersebut, pertumbuhan ekonomi hingga akhir 2022 diperkirakan akan mencapai 5,1 persen.

Tauhid menambahkan, untuk mengatasi potensi perlambatan pada kuartal IV/2022 tersebut, pemerintah perlu mempercepat belanja modal dan belanja barang yang hingga Oktober 2022 masing-masing baru mencapai 66,44 persen dan 66,83 persen. 

“Perlu ada terobosan memanfaatkan waktu yang sempit dengan memanfaatkan beragam momentum hingga akhir tahun 2022,” kata dia.

Selain itu, Bank Indonesia dinilai perlu melakukan penyesuaian suku bunga acuan secara moderat mengikuti perkembangan inflasi yang terjadi serta dinamika kondisi ekonomi global agar laju kredit ke sektor riil tetap meningkat.

Lebih lanjut, perlu dilakukannya penguatan pasar domestik untuk berbagai produk-produk yang memiliki daya saing di pasar global serta mempercepat industri substitusi impor di tengah menguatnya arus importasi beragam produk industri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Maria Elena
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper