Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BI: Harga Telur Hingga Beras Naik Menjadi Penyumbang Inflasi Pekan Pertama November 2022

Bank Indonesia (BI) memperkirakan Indeks Harga Konsumen (IHK) pada November 2022 kembali mengalami inflasi, setelah mencatatkan deflasi pada bulan sebelumnya.
Pedagang menunjukkan telur di Jakarta, Minggu (31/7/2022). Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Pedagang menunjukkan telur di Jakarta, Minggu (31/7/2022). Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA — Bank Indonesia (BI) memperkirakan Indeks Harga Konsumen (IHK) pada November 2022 kembali mengalami inflasi, setelah mencatatkan deflasi pada bulan sebelumnya.

Berdasarkan pantauan BI melalui Survei Pemantauan Harga, inflasi pada pekan pertama November 2022 diperkirakan sebesar 0,08 persen secara bulanan (month-to-month/mtm).

“Berdasarkan Survei Pemantauan Harga pada minggu I November 2022, perkembangan harga sampai dengan minggu pertama November 2022 diperkirakan inflasi sebesar 0,08 persen mtm,” kata Direktur Departemen Komunikasi BI Nita A. Muelgini dalam keterangan resmi yang dikutip Bisnis, Minggu (6/11/2022).

Nita menjelaskan, komoditas utama penyumbang inflasi November 2022 sampai dengan minggu pertama yaitu telur ayam sebesar 0,02 persen mtm.

Di samping itu, penyumbang inflasi lainnya dari komoditas daging ayam ras, beras, minyak goreng, tahu mentah, tomat, tempe, jeruk, dan sawi hijau masing-masing sebesar 0,01 persen mtm. 

Sementara itu, komoditas yang mengalami deflasi pada periode minggu pertama November yaitu cabai merah sebesar -0,07 persen mtm, cabai rawit sebesar -0,03 persen mtm, dan bawang putih sebesar -0,01 persen mtm.

Sebagaimana diketahui, IHK pada Oktober 2022 mengalami deflasi 0,11 persen mtm, sejalan dengan dampak penyesuaian harga BBM terhadap kenaikan inflasi kelompok pangan bergejolak (volatile food) dan inflasi kelompok harga diatur pemerintah (administered prices) yang tidak sebesar prakiraan awal.

Inflasi IHK secara tahunan tercatat 5,71 persen secara tahunan, lebih rendah dibandingkan dengan prakiraan awal maupun inflasi IHK bulan sebelumnya yang mencapai 5,95 persen.

Penurunan inflasi IHK menurut BI sejalan dengan semakin eratnya sinergi kebijakan antara Pemerintah Pusat dan Daerah, BI, serta berbagai mitra strategis lainnya melalui Tim Pengendalian Inflasi Pusat dan Daerah (TPIP-TPID) serta Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) dalam menurunkan laju inflasi. 

BI memandang, inflasi akan lebih rendah dibandingkan dengan prakiraan awal, meski masih di atas sasaran 2–4 persen. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Maria Elena
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper