Bisnis.com, JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) menyampaikan bahwa komoditas pangan, seperti cabai merah, daging ayam ras, dan cabai rawit menjadi penyumbang deflasi 2 bulan secara berturut-turut.
Deputi Bidang Statistik dan Jasa BPS Setianto mengatakan, cabai merah sejak September turun 0,23 persen dan Oktober turun 2,26 persen. Selanjutnya, telur ayam juga mengalami penurunan sejak bulan lalu sebesar 8,32 persen dan Oktober 23,40 persen.
“Begitu pun dengan cabai rawit yang mengalami penurunan di Oktober ini sebesar 12,69 persen dan September juga turun 8,95 persen,” ujar Setianto dalam keterangan persnya, Selasa (1/11/2022).
Setianto menjelaskan, mayoritas bahan makan menjadi penyumbang deflasi pada Oktober ini. Misalnya, cabai merah pada September turun 0,23 persen dan pada Oktober turun 2,26 persen. Kemudian, telur ayam ras pada September naik 0,64 persen dan pada Oktober turun 8,05 persen.
Lalu, daging ayam ras pada September turun sebesar 8,32 persen dan turun sebesar 23,40 persen pada Oktober. Selanjutnya, cabai rawit turun pada September sebesar 8,95 persen dan Oktober turun 12,69 persen.
“Jadi, bisa dikatakan deflasi Oktober ini didorong oleh beberapa komoditas seperti cabai merah, telur ayam ras, daging ayam ras, dan cabai rawit. Harga cabai merah, daging ayam ras, dan cabai rawit mengalami deflasi 2 bulan berturut-turut,” jelas Setianto.
Baca Juga
Setianto menjelaskan, deflasi terdalam terjadi pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau, yaitu sebesar -0,97 persen secara bulanan (month-to-month/mtm) dan memberikan andil terhadap deflasi sebesar 0,25 persen.
Sementara itu, Setianto mengatakan bahwa secara tahun kalender, inflasi pada Oktober 2022 mencapai 4,73 persen (year-to-date/ytd), sementara inflasi secara tahunan mencapai 5,71 persen (year-on-year/yoy). Tingkat inflasi pada periode tersebut tercatat lebih rendah dari realisasi inflasi September 2022 yang mencapai 1,17 persen secara bulanan ataupun 5,95 persen secara tahunan.
Sementara itu, penyumbang inflasi terbesar pada Oktober 2022 adalah dari kelompok transportasi sebesar 0,35 persen dan memberikan andil sebesar 0,05 persen.