Bisnis.com, JAKARTA- Industri olefin, aromatik, dan plastik mengharapkan penggabungan perusahaan pelat merah yang memproduksi listrik energi panas bumi bisa mengikis biaya.
Baca Juga
Sekretaris Jenderal Industri Olefin, Aromatik, dan Plastik Indonesia (Inaplas) Fajar Budiyono mengatakan antisipasi tersebut akan disusun sejalan dengan durasi pengembangan infrastruktur terkait yang diperkirakan memakan waktu 3-4 tahun.
"Kalau percepatan pengembangan infrastruktur geothermal melalui rencana merger 3 perusahaan BUMN Pak Erick Thohir bisa dilakukan tahun ini, industri ada waktu 3-4 tahun untuk menyiapkan strategi antisipasi proyek jangka panjang ini," ujarnya kepada Bisnis, Minggu (30/10/2022).
Salah satu hal yang menjadi pertimbangan pelaku industri kimia dalam beralih ke panas bumi adalah daya saing harga bahan bakar. Menurutnya, dalam kurun 3-4 tahun ke depan harga batu bara berpotensi turun dengan asumsi perang Rusia-Ukraina berakhir.
Oleh karena itu, pelaku industri kimia pun berharap rencana Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir melakukan merger 3 perusahaan panas bumi pelat merah bisa menurunkan harga listrik bersumber geothermal.
Dengan demikian, sambung Fajar, industri kimia berpeluang mengurangi biaya kelistrikan yang cukup signifikan dalam proses produksi dari middle stream hingga ke hilir.
Indonesia merupakan salah satu negara di dunia dengan cadangan panas bumi melimpah. Berdasarkan data Kementerian ESDM, total cadangan panas bumi itu mencapai 17.506 MW dan sumber daya 11.703 MW.