Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pelita Air Targetkan Tingkat Keterisian Penumpang 65 Persen

Pelita Air menargetkan tingkat keterisian penumpang mencapai 65 persen pada tahun ini.
Pesawat Pelita Air bersiap lepas landas./ Dok. Istimewa
Pesawat Pelita Air bersiap lepas landas./ Dok. Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA – PT Pelita Air Services (PAS), sebagai salah satu maskapai yang baru mengudara, menargetkan tingkat keterisian penumpang mencapai 65 persen.

Direktur Utama Pelita Air Dendy Kurniawan tidak menyebut secara spesifik target jumlah penumpang pada tahun ini. Maskapai anak usaha PAS ini membidik sebanyak mungkin jumlah penumpang. Dari sisi tingkat keterisian penumpang, load factor PAS setidaknya harus mencapai 60 persen.

“Tahun ini sebagai maskapai relatif baru baru target load factor 65 persen. Tahun depan harapannya bisa perlahan-lahan naik menjadi lebih dari 70 persen,” ujarnya, Jumat (21/10/2022).

Dendy menyebut dari sisi belanja modal (capital expenditure/capex) hingga kini tak ada persoalan karena PT Pertamina (Persero), sebagai induk usaha, akan memberikan dukungan.

Dengan demikian capex perseroan difokuskan dalam menyiapkan kru pilot untuk memperkuat operasional. Terlebih, maskapai berencana menambah kapasitas penerbangan.

Pelita juga telah menambah pesawat pada tahun ini. Dengan demikian, jumlah pesawat dioperasikan pada tahun ini akan menjadi 8 unit (fleet).

"Kita sekarang sudah mengoperasikan 3 pesawat. Memang rencananya kita pengin dapat tambahan 5 pesawat lagi untuk tahun ini," ujarnya.

Perseroan telah mendapat mandat dari pemegang saham dan pemerintah untuk tumbuh lebih cepat. Pihaknya juga telah menyampaikan rencana kerja 5 tahun ke depan. Setelah tahun depan atau 2022, pihaknya akan menambah 10 pesawat tiap tahun.

“Setelah tahun ini, setiap tahun kita akan nambah 10 pesawat. Pada 2023 nambah 10, pada 2024 nambah 10,” terangnya.

Sesuai dengan arahan pemegang saham atau Kementerian Badan usaha Milik Negara (BUMN), perseroan hanya terbang di rute domestik dan tidak akan melirik untuk membuka rute internasional, kecuali rute haji dan umrah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper