Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bos Pelita Air Soroti Pasar Maskapai Layanan Medium di Indonesia

Pelita Air buka suara soal prospek pasar maskapai layanan medium di Indonesia.
Pesawat A320 yang dioperasikan Pelita Air./ Dok. Istimewa
Pesawat A320 yang dioperasikan Pelita Air./ Dok. Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Pelita Air Services yang telah melayani penerbangan kelas medium memperkirakan bisnis aviasi makin atraktif dengan maraknya kehadiran maskapai baru.

Direktur Utama Pelita Air Services Dendy Kurniawan menuturkan pasar penerbangan Indonesia memang menggiurkan berkat populasi penduduk yang bertambah dan kondisi geografis Indonesia berupa kepulauan yang masih mengandalkan transportasi udara.

"Saat ini kompetisi di sektor penerbangan justru jadi lebih sehat dengan banyak masuknya para maskapai baru. Biar nanti masyarakat bisa lebih memilih sesuai preferensinya," ujarnya, Jumat (21/10/2022).

Calon penumpang, kata Dendy, kini bisa memilih maskapai memulai dari yang paling murah hingga yang paling mahal atau premium. Semua segmen tersebut memiliki pasarnya tersendiri.

Meskipun, kata dia, memang pasar terbesar di segmen penerbangan bertarif murah (low cost carrier/LCC), tetapi harga bukanlah satu-satunya faktor yang mempengaruhi minat bepergian masyarakat.

Senada, Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo menjelaskan pasar penerbangan di Indonesia nantinya akan terbagi menjadi tiga. Pemerintah telah menyiapkan tiga maskapai di masing-masing segmen pasar, yakni Garuda Indonesia di segmen layanan penuh (full service airlines), Pelita Air di medium service, dan Citilink di segmen LCC atau no frills.

"Jadi kalau masyarakat mau pilih yang paling mahal bisa Garuda. Garuda akan tetap di paling atas, kalau Citilink ini pasarnya lebih tinggi dari Lion Air. Di tengah-tengah ada Pelita Air yang bersaing dengan Batik Air," imbuhnya.

Saat ini, kondisi penerbangan di Indonesia juga masih terjadi ketidakseimbangan antara suplai dan permintaan. Pasca pandemi, tingkat permintaan justru pulih lebih cepat dibandingkan dengan kapasitas yang tersedia. Hal ini justru menjadi kesempatan bagaimana maskapai bisa mengembalikan kapasitasnya seperti sebelum pandemi.

Menurut Dendy memang ada maskapai yang bisa mengatasi kinerja keuangannya saat ini, tetapi maskapai juga masih mengantre di bengkel pesawat. Berdasarkan data Angkasa Pura II (AP II) menunjukkan tingkat pemulihan sudah mencapai 80 persen di Bandara Soekarno Hatta.

Rencananya sampai akhir tahun ini maskapai pelat merah tersebut menambah hingga sebanyak 5 pesawat. Alhasil, jika ditambah dengan 3 pesawat yang telah tiba pada tahun ini, total kepemilikan pesawat PAS menjadi sebanyak 8 pesawat. Kemudian pada tahun depan dan berikutnya bisa berekspansi menambah hingga 10 pesawat per tahun.

Halaman
  1. 1
  2. 2

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper