Bisnis.com, JAKARTA — Aksi akuisisi PLTU 2 Jawa Barat-2 atau dikenal dengan PLTU Pelabuhan Ratu milik PT PLN (Persero) oleh PT Bukit Asam Tbk. (PTBA) dinilai sebagai langkah berani yang ditunjukkan perusahaan pelat merah untuk mempercepat transisi energi di Indonesia.
Hal itu disampaikan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif. Kendati saham PTBA langsung melemah, menurutnya, aksi korporasi PTBA itu mesti dimengerti sebagai komitmen pemerintah untuk segera mengadopsi energi baru dan terbarukan (EBT) di dalam negeri saat ini.
“Ini adalah langkah yang berani dari kita dengan kita tunjukkan niat kita ke sana ada [transisi energi], baiknya jangan dilihat dari nilai uangnya saja,” kata Arifin saat ditemui di Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (21/10/2022).
Malahan, Arifin menegaskan, skema pengalihan aset atau spin-off pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) batu bara milik PLN mendatang akan melibatkan perusahaan swasta. Arifin menuturkan, kementeriannya juga bakal mengikutkan swasta terkait dengan rencana pengalihan aset PLTU Pacitan mendatang.
“Skemanya [untuk PLTU Pacitan] bisa BUMN, bisa swasta, kan sekarang kalau di Jawa kelebihan listriknya banyak, jadi ini sentimen sama emisi kan, kencang,” tuturnya.
Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) menyampaikan tengah mendalami aksi akuisisi PLTU Pelabuhan Ratu milik PLN oleh PTBA.
Baca Juga
Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa BEI Irvan Susandy mengatakan, hingga saat ini Bursa sedang mendalami informasi rencana transaksi peralihan PLTU tersebut kepada PTBA, apakah dibutuhkan rapat umum pemegang saham (RUPS) untuk meminta persetujuan pemegang saham PTBA melakukan transaksi ini.
"Dengan demikian, hasil penilaian nilai wajar transaksi oleh penilai diperlukan dalam menentukan apakah transaksi material yang akan dilakukan memenuhi kriteria wajib mendapatkan persetujuan sebagaimana POJK 17/ Pasal 6 angka (1) huruf d atau tidak," ujar Irvan, Rabu (19/10/2022).
PTBA dan PLN telah menandatangani principal framework agreement (PFA), yang merupakan perjanjian awal kerja sama dalam rangka pelepasan aset PLTU Pelabuhan Ratu berkapasitas 3x350 megawatt (MW) kepada PTBA pada Selasa (18/10/2022).
Direktur Utama PTBA Arsal Ismail mengatakan, kerja sama dengan PLN dalam melakukan pensiun dini atau early retirement PLTU sejalan dengan visi PTBA menjadi perusahaan energi dan kimia kelas dunia yang peduli lingkungan.
Transaksi ini dinilai akan menguntungkan semua pihak. Portofolio PLN akan menjadi lebih hijau karena mengurangi asetnya di batu bara dan PTBA akan dapat pengembalian investasi dari penjualan batu baranya ke PLN sebagai jaminan pasar untuk batu bara PTBA.
Nantinya, setelah akuisisi, produksi listrik dari PLTU akan diserap oleh PLN. Hanya saja, dengan akuisisi tersebut umur operasi PLTU akan diperpendek.
Adapun, saham PTBA tercatat ambrol 6,82 persen atau menyentuh auto reject bawah (ARB) ke posisi Rp3.960 pada perdagangan Selasa (18/10/2022) setelah kabar akuisisi ini beredar. Pelemahan ini pun berlanjut di hari Rabu (19/10/2022) dengan penurunan hingga 5,81 persen ke Rp3.720.