Bisnis.com, JAKARTA -- Kinerja Anggaran Pendapatan Belanja Negara atau APBN 2022 masih mendapat berkah dari lonjakan permintaan komoditas di pasar global.
Berdasarkan data APBN Kita sampai dengan September 2022, hampir semua jenis penerimaan yang bersumber dari komoditas mengalami kenaikan cukup signifikan.
Penerimaan PPh migas misalnya, realisasinya sampai dengan bulan lalu telah mencapai Rp62,3 triliun atau tumbuh sebanyak 80,5 persen dari September 2022 yang hanya Rp34,5 triliun.
Selain PPh migas, tren meningkatnya peran komoditas juga tercermin dari pertumbuhan penerimaan pajak dari sektor pertambangan yang tumbuh di angka 199,8 persen. Kontribusinya ke total penerimaan pajak September mencapai 8,8 persen.
Kendati turun dibandingkan bulan sebelumnya yang mencapai 9 persen sampai dengan 10 persen, kontribusi sektor pertambangan pada tahun ini tercatat naik signifikan.
Dalam catatan Bisnis, pada waktu harga komoditas normal, kontribusi penerimaan pajak sektor pertambangan tak lebih dari 7 persen.
Baca Juga
Kinerja penerimaan sektor pertambangan pada Oktober 2018, misalnya, kontribusinya hanya 6,3 persen. Sementara September 2019 5,1 persen, September 2021 bahkan hanya 4,3 persen.
Adapun dari sisi penerimaan negara bukan pajak atau PNBP, penerimaan dari sektor komoditas juga tercatat naik signifikan. Realisasi PNBP sektor migas mencapai Rp109,7 triliun atau tumbuh 76,8 persen.
Sedangkan PNBP mineral dan batu bara tumbuh lebih dari 100 persen atau realisasinya mencapai Rp63,7 triliun.
Sekadar perbandingan pertumbuhan kedua sektor ditopang oleh kenaikan harga komoditas antara lain rata-rata Indonesia Crude Price atau ICP yang mencapai US$101,3 atau tumbuh 55,3 persen.
Sementara itu, sektor minerba dipicu oleh kenaikan komoditas tambang batu bara dan nikel masing-masing 160,3 persen dan 49,3 persen
Kinerja moncer sektor komoditas tersebut mendorong pertumbuhan pendapatan negara yang sampai September 2022 mencapai Rp1.974,7 triliun atau tumbuh 45,7 persen. Dengan kinerja belanja yang cenderung konservatif, wajar jika APBN sampai September surplus hingga Rp60,9 triliun.