Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

APBN September Masih Selamat Berkat Komoditas

Surplus anggaran sampai dengan September 2022 terjadi karena besarnya penerimaan dari sektor komiditas.
Dirjen Pajak Kementerian Keuangan Suryo Utomo dalam media briefing Ditjen Pajak, Selasa (4/10/2022)./Dok. Ditjen Pajak
Dirjen Pajak Kementerian Keuangan Suryo Utomo dalam media briefing Ditjen Pajak, Selasa (4/10/2022)./Dok. Ditjen Pajak

Bisnis.com, JAKARTA -- Kinerja Anggaran Pendapatan Belanja Negara atau APBN 2022 masih mendapat berkah dari lonjakan permintaan komoditas di pasar global.

Berdasarkan data APBN Kita sampai dengan September 2022, hampir semua jenis penerimaan yang bersumber dari komoditas mengalami kenaikan cukup signifikan.

Penerimaan PPh migas misalnya, realisasinya sampai dengan bulan lalu telah mencapai Rp62,3 triliun atau tumbuh sebanyak 80,5 persen dari September 2022 yang hanya Rp34,5 triliun. 

Selain PPh migas, tren meningkatnya peran komoditas juga tercermin dari pertumbuhan penerimaan pajak dari sektor pertambangan yang tumbuh di angka 199,8 persen. Kontribusinya ke total penerimaan pajak September mencapai 8,8 persen.

Kendati turun dibandingkan bulan sebelumnya yang mencapai 9 persen sampai dengan 10 persen, kontribusi sektor pertambangan pada tahun ini tercatat naik signifikan.

Dalam catatan Bisnis, pada waktu harga komoditas normal, kontribusi penerimaan pajak sektor pertambangan tak lebih dari 7 persen.

Kinerja penerimaan sektor pertambangan pada Oktober 2018, misalnya, kontribusinya hanya 6,3 persen. Sementara September 2019 5,1 persen, September 2021 bahkan hanya 4,3 persen.

Adapun dari sisi penerimaan negara bukan pajak atau PNBP, penerimaan dari sektor komoditas juga tercatat naik signifikan. Realisasi PNBP sektor migas mencapai Rp109,7 triliun atau tumbuh 76,8 persen.

Sedangkan PNBP mineral dan batu bara tumbuh lebih dari 100 persen atau realisasinya mencapai Rp63,7 triliun.

Sekadar perbandingan pertumbuhan kedua sektor ditopang oleh kenaikan harga komoditas antara lain rata-rata Indonesia Crude Price  atau ICP yang mencapai US$101,3 atau tumbuh 55,3 persen.

Sementara itu, sektor minerba dipicu oleh kenaikan komoditas tambang batu bara dan nikel masing-masing 160,3 persen dan 49,3 persen

Kinerja moncer sektor komoditas tersebut mendorong pertumbuhan pendapatan negara yang sampai September 2022 mencapai Rp1.974,7 triliun atau tumbuh 45,7 persen. Dengan kinerja belanja yang cenderung konservatif, wajar jika APBN sampai September surplus hingga Rp60,9 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Edi Suwiknyo
Editor : Edi Suwiknyo

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper