Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Prospek Ekonomi Global Tidak Baik, Sri Mulyani: Gelap dan Makin Pekat

Prospek gelapnya kondisi ekonomi global ditunjukkan dengan masih tingginya inflasi yang telah mendorong pengetatan kebijakan moneter di banyak negara.
Tangkap layar Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam APBN Kita September 2022./Bisnis-Ni Luh Anggela
Tangkap layar Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam APBN Kita September 2022./Bisnis-Ni Luh Anggela

Bisnis.com, JAKARTA - Prospek perekonomian global sedang dalam kondisi tidak baik-baik saja, dan bahkan mengalami penurunan.

Hal tersebut disampaikan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam konferensi pers APBN Kita Edisi Oktober 2022, Jumat (21/10/2022).

“Kalau menggunakan bahasa IMF itu adalah gelap dan gelapnya makin pekat,” kata mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu.

Kondisi tersebut ditunjukkan dengan masih tingginya inflasi di berbagai negara yang telah mendorong pengetatan kebijakan moneter di banyak negara serta berpotensi meningkatkan cost of fund dan lebih ketatnya likuiditas global.

Selain itu, juga tercermin dari harga komoditas global yang masih volatile dan penuh ketidakpastian yang kemudian diperparah dengan adanya perang antara Rusia dan Ukraina yang masih berkepanjangan.

“Kondisi ini menyebabkan kenaikan suku bunga dan pengetatan likuiditas yang menyebabkan penguatan dolar AS,” ujarnya.

Melihat kondisi saat ini, bendahara negara itu meminta agar Indonesia tetap waspada meskipun sejumlah lembaga internasional memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan tumbuh lebih baik pada tahun ini.

“Ini yang harus kita waspadai. Dunia yang gelap dan pekat. dan masih bergejolak harus menjadi salah satu risiko yang bisa kita atasi,” tegasnya.

Koreksi outlook pertumbuhan ekonomi terhadi di semua negara, baik di negara maju maupun negara berkembang. Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) memperkirakan ekonomi dunia berada pada level 3,2 persen di 2022 dan turun 0,2 pp menjadi 2,7 persen di 2023.

Jika dibandingkan dengan negara-negara lain, posisi Indonesia saat ini tergolong baik. Sebab, pertumbuhan ekonomi Indonesia 

masih kuat, tercermin dari ekonomi Indonesia yang mampu tumbuh tinggi sebesar 5,44 persen (year-on-year/yoy) pada kuartal II/2022 atau jauh di atas capaian kuartal sebelumnya yang tercatat 5,01 persen.

Selain itu, kata dia, APBN masih mampu digunakan untuk melindungsi masyarakat dari ancaman kondisi global.

“APBN kita masih dalam posisi recover sesudah mengalami guncangan karena pandemi dan ini dipakai untuk melindungi masyarakat yang juga mengalami guncangan akibat dari kondisi dunia,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper