Bisnis.com, JAKARTA – Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) melihat bahwa sektor pariwisata khususnya perhotelan, dapat menghadapi resesi global dengan mengandalkan wisatawan domestik yang pergerakannya sangat besar.
Sekretaris Jenderal PHRI Maulana Yusran mengungkapkan hotel dapat bertahan dan terus tumbuh apabila pergerakan domestik terus dijaga. Faktanya, 70 persen okupansi atau tingkat keterisian kamar hotel didominasi oleh kegiatan korporasi maupun pemerintah.
Ramainya ancaman resesi tahun depan tidak menutup optimisme industri perhotelan untuk tetap tumbuh dengan mengandalkan wisatawan nusantara (wisnus).
“Sebenarnya potensi Indonesia untuk mengontrol dampak resesi itu ada, bisa dalam bentuk anggaran pemerintah terhadap K/L, bagaimana juga pemerintah menyebarkan uang APBN ke berbagai daera dengan bentuk kegiatan, impactnya terhadap sektor parekraf itu ada, terutama UMKM,” katanya, Rabu (19/10/2022).
Meski optimis, PHRI tetap waspada terhadap tekanan resesi global yang akan mempengaruhi keberlangsungan pemulihan pariwisata setelah pandemi Covid-19.
Menurutnya untuk menjaga tren pemulihan, perhotelan masih membutuhkan restrukturisasi kredit perbankan yang berakhir pada Maret 2023 akan diperpanjang setidaknya hingga awal 2024.
Baca Juga
“Kami berharap hal-hal ini [tekanan resesi] dapat terbantu dengan adanya perpanjangan restrukturisasi kredit perbankan,” lanjutnya.
Selain mengandalkan wisnus, lebih lanjut Maulana menyampaikan dalam menjaga pertumbuhan hotel, pemerintah harus mengadakan kegiatan Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition (MICE) yang memiliki dampak langsung untuk mendorong pergerakan wisatawan mancanegara.
Adapun sebelumnya Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menyebutkan bahwa banyak korporasi atau instansi pemerintah yang melakukan penghematan anggaran dalam melaksanakan kegiatan.
“Adanya kenaikan BBM berdampak harga-harga termasuk kenaikan pada kegiatan MICE sehingga untuk sementara waktu lebih memiliki untuk menyelenggarakan kegiatan di kota-kota terdekat –sekitar Jakarta dan Bali – sebagai upaya penghematan budget,” ujar Menparekraf Sandiaga beberapa waktu lalu.
Sementara itu Kemenparekraf juga menargetkan jumlah pergerakan wisnus sebanyak 544 hingga 621 juta perjalanan pada 2022 ini.