Bisnis.com, JAKARTA - Industri plastik bakal mengurangi produksi pada November 2022 sebagai imbas lemahnya permintaan pasar domestik terhadap produk-produk yang berkaitan dengan sektor tersebut.
Sekretaris Jenderal Asosiasi Industri Olefin, Aromatik, dan Plastik Indonesia (Inaplas) Fajar Budiyono memperkirakan pengurangan produksi barang jadi plastik ada di kisaran 7,5-10 persen.
"Ada kemungkinan kalau permintaan tetap lesu sampai akhir Oktober [2022], November produksi akan turun di kisaran 7,5-10 persen," kata Fajar kepada Bisnis, Senin (17/10/2022).
Menurut Fajar, lemahnya permintaan terhadap produk barang jadi plastik di pasar domestik merupakan efek bola salju dari lesunya daya beli masyarakat segmen menengah ke bawah.
Terutama, untuk produk-produk ritel modern seperti makanan nonpokok, minuman sasetan, kosmetik, serta peralatan rumah tangga, komponen otomotif, material bangunan, serta tekstil dan garmen.
Akibatnya, barang jadi plastik hanya menumpuk di gudang-gudang produsen dan menjadi penyebab langsung berkurangnya impor bahan baku plastik dan barang jadi plastik pada September 2022.
Mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS), impor plastik dan barang dari plastik mengalami penurunan sebesar 17,49 persen secara bulanan (month-to-month/mtm) pada September 2022.
"Pelaku industri berharap pemerintah bisa menunda kenaikan cukai plastik, mencairkan bantuan langsung tunai (BLT) untuk menaikkan daya beli, serta meninjau ulang izin impor di Kementerian Perdagangan (Kemendag)," ujarnya.
Sementara dari sisi pelaku industri, ujarnya, sejumlah strategi juga telah disiapkan untuk mengantisipasi kondisi industri yang berpotensi memburuk.
Di antaranya, peningkatan fleksibilitas packaging, memperluas jangkauan di pasar online untuk produk makanan jadi dan beras, serta mengoptimalkan packaging di pasar jasa pengiriman barang.