Bisnis.com, PRAYA – Tren peralihan ke bisnis energi rendah karbon terus berkembang di berbagai belahan dunia. Langkah tersebut pun tampak mulai dilakukan oleh Shell yang selama ini dikenal sebagai perusahaan minyak dan gas (migas).
Adapun, langkah Shell untuk beralih ke bisnis berkelanjutan, salah satunya tampak dari target perseroan yang ingin mencapai emisi nol bersih 2050. Di sisi lain pengangkatan Wael Sawan sebagai Chief Executive Officer Shell yang baru, belum lama ini, juga kian menegaskan upaya perseroan untuk mengurangi ketergantungannya dari bisnis energi berbasis fosil seperti minyak bumi.
Di Indonesia, langkah tersebut juga tampak dari ambisi Shell untuk menyediakan opsi yang lebih banyak kepada konsumen, untuk mengkonsumsi energi. Perseroan berkomitmen untuk menyediakan pilihan energi lain, selain bahan bakar minyak di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU).
“Kami percaya transisi energi [dari fosil] merupakan sesuatu yang sifatnya bertahap. Kalau transisi energi juga tidak ada satu jenis energi yang dominan. Sehingga fokus kita adalah memberikan opsi jenis energi yang lebih banyak ke konsumen,” kata Vice President Marketing Mobility Shell Indonesia, Dian Kusumadewi, Kamis (13/10/2022).
Dian mengatakan, di masa depan, terdapat peluang Shell masih akan menyediakan sumber energi berbasis fosil. Namun, porsi bahan bakar tersebut akan terus dikurangi dan akan memiliki porsi yang lebih sedikit dari saat ini.
Selain itu, dia mengatakan, bisnis pengisian energi untuk kendaraan baterai listrik, telah masuk dalam pipeline perusahaan. Hal itu terbukti dari terdapatnya tiga stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU) di tiga SPBU Shell yang berada di Tol Jagorawi; Pluit, Jakarta Utara, dan Antasari, Jakarta Selatan.
Baca Juga
Dian juga menegaskan, Shell tidak akan berhenti di ekspansi ke penyediaan energi untuk kendaraan listrik, selain BBM.
“Kalau nanti pemerintah memasukkan mungkin bahan bakar berbasis hidrogen atau ada perkembangan hidrogen, [Shell juga akan coba masuk], Kita spiritnya adalah memenuhi kebutuhan pasar dan mendukung pemerintah. Jadi konsep SPBU kami ke depan adalah destination, kita terbuka bagi segala jenis kebutuhan,” jelasnya.
Selain melalui SPBU, ambisi Shell untuk menjajaki energi nonfosil juga tampak dari penyelenggaraan Shell Eco-Marathon 2022 yang digelar di Sirkuit Mandalika, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat.
Melalui kompetisi inovasi tingkat mahasiswa untuk mencuptakan kendaraan hemat energi tersebut, Shell juga memasukkan kategori inovasi di kendaraan yang menggunakan bahan bakar selain minyak.
Seperti diketahui, dalam gelaran Shell Eco-Marathon 2022, peserta dapat memilih untuk berkompetisi di kategori energi berbasis baterai listrik dan sel bahan bakar hidrogen, selain internal combustion engine (ICE).
Global General Manager Shell Eco-Marathon, Norman Koch mengakui tren peralihan ke bisnis kendaraan berbasis bahan bakar fosil menuju listrik terus berkembang di dunia. Hal itu menjadi salah satu alasan Shell memasukkan kategori kendaraan berbasis energi listrik ke dalam kompetisi tersebut.
“Tren dan pengguna kendaraan listrik saat ini sangat cepat pertumbuhannya di dunia. Sehingga, inovasi-inovasi baru di kendaraan listrik dari para peserta Shell Eco-Marathon akan sangat penting ke depan,” ujarnya.