Bisnis.com, JAKARTA - Pakar properti optimistis ancaman resesi global yang ramai diprediksi datang pada 2023 tidak akan berdampak pada sektor properti di Indonesia.
Direktur Eksekutif Pusat Studi Properti Indonesia (PSPI) Panangian Simanungkalit mengatakan ancaman resesi tidak akan banyak berpengaruh dan masih aman untuk tahun depan.
"Tidak banyak [pengaruh], kecuali inflasi yang naik dapat meningkatkan BI7DRR, selanjutnya bisa menaikkan bunga KPR. Namun, masih aman untuk tahun depan," kata Panangian kepada Bisnis, dikutip Selasa (11/10/2022).
Lebih lanjut, dia menerangkan dari segi investasi, properti masih jadi aset yang baik ditengah kondisi ekonomi saat ini. Pasalnya, harga properti diproyeksi akan meningkat tahun depan seiring peningkatan Produk Domestik Bruto (PDB)
"Justru ini saatnya berinvestasi di properti karena harganya stabil. Dengan PDB 5 persen tahun ini, harga properti akan mulai meningkat tahun depan," ujarnya.
Untuk berinvestasi properti, dia mengimbau konsumen untuk berhati-hati dalam memilih developer terpercaya. Dalam hal ini, konsumen diminta untuk mengecek track record dari pengembang.
Misalnya, proyek-proyek apa saja yang telah diluncurkan sebelumnya dan bagaimana kondisi perusahaan tersebut saat ini. Lebih lanjut, konsumen juga diimbau memilih pengembang yang manajemennya profesional.
Sebagai informasi, belakangan ini pemerintah terus mengimbau masyarakat untuk mempersiapkan diri dengan ancaman krisis ekonomi dan resesi global yang dapat datang kapan saja.
Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menyebut kondisi tersebut dapat membuat negara manapun bisa terlempar tanpa bisa diprediksi karena penuh ketidakpastian dan volatilitas harga komoditas yang tinggi.
“[Alhasil] dengan situasi yang ada sekarang ini, negara manapun dapat terlempar dengan cepat keluar jalur dengan sangat mudahnya, apabila tidak hati-hati dan tidak waspada baik dalam pengelolaan moneter dan pengelolaan fiskal,” kata Jokowi dalam Peresmian Pembukaan BNI Investor Daily Summit 2022, Selasa (11/10/2022).