Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Imbas Kenaikan Harga, Pasar Tradisional Masih Sepi Pengunjung

Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia menyebut jumlah pengunjung pasar tradisional belum pulih sepenuhnya akibat kenaikan harga bahan pokok dan BBM.
Pedagang merapikan bawang merah jualannya di Pasar Mandonga, Kendari, Sulawesi Tenggara, Senin (27/6/2022). ANTARA FOTO/Jojon
Pedagang merapikan bawang merah jualannya di Pasar Mandonga, Kendari, Sulawesi Tenggara, Senin (27/6/2022). ANTARA FOTO/Jojon

Bisnis.com, JAKARTA--Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) menyatakan jumlah pengunjung atau konsumen pasar tradisional masih belum pulih sepenuhnya.

Sekretaris Jenderal APPSI Mujiburrohman mengatakan, kondisi ini terjadi akibat tidak stabilnya harga-harga barang di pasar, termasuk juga dampak dari kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) yang ditetapkan awal September. Kondisi ini mempengaruhi nasib pedagang pasar yang menggantungkan hidupnya dari aktivitas pasar.

Dia membeberkan kendala yang dihadapi pedagang pasar ini telah dialami selama satu tahun terakhir. Menurutnya, bahkan jauh sebelum kenaikan harga BBM terjadi, keadaan pasar sudah memprihatinkan.

"Pandemi sudah mereda, tapi kedatangan pengunjung ke pasar masih belum membaik juga. Sekarang pasar sudah sepi mulai dari jam 2, padahal masih banyak barang yang belum habis terjual," ungkapnya saat dihubungi, Senin (3/10/2022).

Mujiburrohman menyoroti sepinya pasar dipicu oleh lemahnya daya beli masyarakat dan ketidakstabilan harga akibat kenaikan harga bahan pokok dan BBM.

Menurut Panel Harga Badan Pangan Nasional (Bapanas) pada minggu keempat September atau tanggal 24-30 September mayoritas bahan pokok kembali naik. Misalnya, beras premium naik jadi Rp12.160 per kg dibandingkan sepekan sebelumnya Rp12.090 per kg, beras medium juga naik jadi Rp11.130 per kg dari Rp11.090 per kg, biji kedelai impor naik jadi Rp13.890 per kg dari Rp13.880 per kg, bawang merah naik jadi Rp33.450 per kg dari Rp32.980 per kg.

Lalu, bawang putih bonggol naik jadi Rp23.920 per kg dari Rp23.900 per kg, daging ayam ras naik jadi Rp28.820 per kg dari Rp28.790 per kg, tepung terigu naik jadi Rp11.220 per kg dari sebelumnya Rp11.100 per kg.

Adapun, harga bapok yang turun pada pekan keempat September, yaitu telur ayam Rp23.950 per kg, turun dari Rp24.910 per kg dan cabai merah keriting jadi Rp39.750 per kg dari Rp50970 per kg. Sementara itu, bapok lainnya stabil.

Di samping itu, Mujiburrohman mengatakan, saat ini pedagang pasar masih berusaha bangkit agar omzetnya kembali pulih setelah pandemi Covid-19. Namun, apabila pasar masih terus alami penurunan pengunjung sampai tahun depan, banyak pedagang yang dapat mengalami kerugian, bahkan sampai gulung tikar.

"Pembeli adalah sumber pendapatan pedagang pasar. Kalau kondisi masih belum stabil, pasar masih sepi, kami jadi takut menghadapi kondisi selanjutnya akan seperti apa. Apakah kami masih bisa berjualan atau tidak kedepannya," ucapnya.

Melihat kondisi yang terjadi, APPSI meminta pemerintah selaku regulator agar dapat menetapkan kebijakan yang tepat agar tidak menekan pedagang pasar, termasuk kebijakan kenaikan cukai rokok yang merugikan pedagang. Menurut catatan APPSI, omzet pedagang pasar banyak berasal dari rokok, tetapi kenaikan cukai yang terjadi setiap tahun membuat harga rokok menjadi tidak stabil.

"Akan ada dampak yang luar biasa bagi pedagang pasar kalau kebijakannya tidak berpihak pada pedagang. Oleh karena itu, kami meminta pemerintah untuk memperhatikan pedagang pasar dengan mengkaji ulang kebijakan yang akan diterapkan, seperti kebijakan kenaikan cukai rokok," ujar Mujiburrohman.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper