Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

INKA Mau Bikin Kereta Batu Bara di Kalteng hingga Kereta Hidrogen

Saat ini, INKA tidak hanya menjalankan usaha pembangunan sarana kereta api, namun juga membuat peti kemas pendingin serta bus listrik.
Suasana proses pemuatan gerbong kereta produksi PT INKA tipe Broad Gauge ke dalam lumbung kapal untuk dikirim ke Bangladesh, di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, Jawa Timur, Minggu (20/1/2019)./ANTARA-Zabur Karuru
Suasana proses pemuatan gerbong kereta produksi PT INKA tipe Broad Gauge ke dalam lumbung kapal untuk dikirim ke Bangladesh, di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, Jawa Timur, Minggu (20/1/2019)./ANTARA-Zabur Karuru

Bisnis.com, JAKARTA - PT Industri Kereta Api (Persero) atau INKA mengungkapkan sejumlah proyek perkeretaapian yang tengah dikembangkan dengan berbagai pihak mulai dari kereta angkutan batu bara hingga kereta berbasis hidrogen.

Pertama, kereta barang untuk angkutan batu bara di Kalimantan Tengah dengan panjang sekitar 640 kilometer (km). Kapasitas angkutnya diprediksi bisa mencapai 30 juta ton.

"Saya sudah buat sendiri kajian kereta barang bara di Kalimantan Tenggah kira-kira sekitar 640 km. Kapasitas angkut kira-kira 30 juta ton, plus untuk Food Estate dari Palangkaraya itu 1 juta ton," jelas Direktur Utama PT INKA Budi Noviantoro pada acara Penandatanganan Kerja Sama Fasilitas Pembiayaan dengan PT Bank Muamalat Indonesia Tbk., Jumat (30/9/2022).

Kedua, pengembangan Kereta Cepat Indonesia dengan menggandeng sejumlah perguruan tinggi di Indonesia. Budi mengatakan saat ini progres pengembangan kereta cepat masih dalam tahap persiapan protipe.

Dikutip dari situs resmi INKA, kecepatan laju kereta disiapkan di atas 200 km/jam. Secara teknologi, INKA menyatakan siap membuat saran kereta api cepat Makassar-Parepare.

"Kita harus berani mencoba. Insya Allah tahun depan untuk di Makassar-Parepare," ujarnya.

Ketiga, pengembangan kereta bertenaga hidrogen seperti yang baru saja beroperasi di Jerman.

"INKA juga tidak terlambat. Kami juga sudah mau bangun kereta hidrogen. Akan ada dua, satu menggunakan fuser hidrogen jadi tenaga, atau mesin biasa diganti [ke hidrogen]," terang Budi.

Saat ini, INKA tidak hanya menjalankan usaha pembangunan sarana kereta api, namun juga membuat peti kemas pendingin serta bus listrik. Pada hari ini, INKA baru saja menandatangani kerja sama pembiayaan pengadaan 53 unit bus listrik dengan PT Bank Muamalat Indonesia Tbk.

Bank Muamalat Indonesia akan mengucurkan kredit pembiayaan sebesar Rp150 miliar dengan akad musyarakah (maksimal tenor empat tahun) untuk pembangunan sarana bus listrik yang dibangun INKA. Rencananya, bus tersebut akan dioperasikan di Surabaya dan Bandung setelah beroperasi untuk keperluan G20 di Bali.

Direktur Bank Muamalat Indonesia Achmad K. Permana menyampaikan bahwa tidak menutup kemungkinan untuk bekerja sama dengan INKA lagi pada proyek-proyek ke depannya.

"Bagi Muamalat ini adalah suatu terobosan dan saya pikir banyak proyek-proyek strategis ke depan yang feasible maka kita juga mau kerja sama pembiayaan lagi dengan PT INKA," terangnya pada kesempatan yang sama.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dany Saputra
Editor : Farid Firdaus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper