Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Top 5 News BisnisIndonesia.id: Chery Numpang Produksi hingga Jebakan Utang Perlu Diwaspadai

Chery menapaki babak baru kembalinya di pasar Indonesia. Setelah mengikuti dua pameran otomotif terbesar di Indonesia, Chery memulai perakitan lokal seri Tiggo.
Pabrik Handal Indonesia Motor (HIM), yang sebelumnya bernama PT Hyundai Indonesia Motor (HIM).  - Foto HIM
Pabrik Handal Indonesia Motor (HIM), yang sebelumnya bernama PT Hyundai Indonesia Motor (HIM). - Foto HIM

Bisnis, JAKARTA — Chery, pabrikan mobil China, menapaki babak baru kembalinya di pasar Indonesia. Setelah mengikuti dua pameran otomotif terbesar di Indonesia, Chery memulai perakitan lokal seri Tiggo di fasilitas milik PT Handal Indonesia Motor (HIM) di Bekasi.

Berita tentang Chery numpang produksi menjadi salah satu berita pilihan editor BisnisIndonesia.id. Selain berita tersebut, beragam kabar ekonomi dan bisnis yang dikemas secara mendalam dan analitik juga tersaji dari meja redaksi BisnisIndonesia.id.

Berikut ini highlight Bisnisindonesia.id, Sabtu (1/10/2022):

1. Numpang Produksi Mengawali Perjalanan Chery Menggapai Ambisi

Chery, pabrikan mobil China, menapaki babak baru kembalinya di pasar Indonesia. Setelah mengikuti dua pameran otomotif terbesar di Indonesia, Chery memulai perakitan lokal seri Tiggo di Bekasi, Kamis (29/9/2022).

Perakitan Chery dilakukan di pabrik PT Handal Indonesia Motor (HIM), perusahaan yang sebelumnya bernama PT Hyundai Indonesia Motor (HIM). Pada produksi perdana itu, Chery menargetkan 240 unit Tiggo 7 Pro dan Tiggo 8 Pro menjelang peluncuran pada Oktober 2022.

Chery mengklaim menginvestasikan sekitar US$1 miliar pada tahap pertama masuk kembali pasar Indonesia. Ada empat tahapan rencana investasi disiapkan Chery di pasar Indonesia hingga 2028, termasuk membangun pabrik mobil, produksi kendaraan listrik, dan produksi baterai.

2. Cangkang Sawit, Peluang Besar Industri Biomassa Mendulang Devisa

Seiring dengan tren penggunaan energi ramah lingkungan, cangkang kelapa sawit menjadi bahan bakar alternatif banyak diburu sektor industri di banyak negara. Indonesia berpotensi meraup banyak devisa melalui industri pengembangan industri biomassa.

Untuk menangkap peluang besar, pemerintah menyiapkan strategi penghiliran industri turunan sawit, termasuk cangkang sawit menjadi pellet biomassa yang bernilai jual lebih tinggi. Terlebih, potensi limbah sawit tersebut berlimpah.

Cangkang sawit merupakan biomassa potensial yang bisa diolah menjadi produk hilir. Di Indonesia, potensi produksi cangkang sawit mencapai 11 juta ton per tahun, adapun yang diekspor sekitar 3,5 juta ton per tahun dalam bentuk komoditas setengah jadi.

“Kami juga mendukung masuknya investasi di sektor industri hilir pengolahan cangkang sawit menjadi bahan bakar terbarukan dengan nilai kalori tinggi setelah komoditas tersebut diolah menjadi produk industri pellet biomassa dengan kerapatan energi yang lebih tinggi,” kata Direktur Jenderal Ketahanan, Perwilayahan, dan Akses Industri Internasional (KPAII) Kemenperin Eko SA Cahyanto di Jakarta, Kamis (29/9/2022).

3. Prospek IHSG Kuartal IV 2022, Bertumpu Harap pada Saham Big Caps

Saham emiten-emiten berkapitalisasi pasar besar masih dapat menjadi andalan investor di periode perdagangan kuartal terakhir tahun ini, yang bakal segera dimulai pada pekan depan. Meskipun demikian, investor perlu berhati-hati terhadap sejumlah sentimen yang bersiap mengadang.

Indeks harga saham gabungan atau IHSG ditutup di level 7.040,80 pada hari terakhir perdagangan kuartal III/2022 dan bulan September 2022, Jumat (30/9). IHSG sempat menyentuh rekor harga penutupan baru pada kuartal ini, tepatnya pada Selasa (13/9) di level 7.318,02, tetapi tidak bertahan.

Indeks komposit dihantam oleh sejumlah sentimen beruntun, mulai dari kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi dan demonstrasi masyarakat setelahnya, kenaikan pesat suku bunga acuan the Fed dan Bank Indonesia, pelemahan rupiah menuju rekor, dan inflasi yang tidak terhindarkan lagi.

Meski demikian, pasar modal belum kehilangan asa.

4. Tantangan Berat Pendanaan Menuju Transisi Energi Hijau

Transisi menuju ekonomi hijau bakal membuka peluang pendanaan yang besar di masa mendatang, apalagi saat ini ketergantungan Indonesia terhadap energi fosil masih sangat tinggi. Bakal butuh investasi besar jika ingin mengganti dominasi energi fosil menjadi energi hijau.

Pemerintah Indonesia telah berkomitmen untuk mendukung inisiatif global menekan tingkat emisi karbon. Namun, untuk mewujudkan hal itu tidak akan mudah, sebab bauran pembangkit energi nasional sebesar 67 persen masih berasal dari pembangkit listrik tenaga uap batu bara (PLTU).

Sementara itu, Data Asian Development Bank menunjukkan bahwa permintaan energi di Asia akan melonjak dua kali lipat pada tahun 2030. Jika pemerintah serius dengan komitmen energi hijau, itu berarti lonjakan kebutuhan energi harus dipenuhi melalui sumber energi hijau.

Lagi pula, pemerintah Indonesia secara resmi telah melarang pengembangan PLTU baru dan memprioritaskan pembangunan pembangkit listrik, yang memanfaatkan sumber energi terbarukan. Dengan demikian, kebutuhan pendanaan energi hijau kini makin mendesak.

5. APBN 2023 Disepakati, Jebakan Utang Tetap Harus Diwaspadai

Rapat Paripurna DPR, Kamis (29/9/2022) mengesahkan UU APBN 2023 menjadi Undang-Undang. Sejumlah asumsi untuk program pemerintah dalam satu tahun ke depan disepakati parlemen. Pengesahan dilakukan dalam Rapat Paripurna Masa Persidangan I Tahun Sidang 2022-2023 setelah semua fraksi di DPR menerima rancangan APBN 2023 yang diajukan pemerintah.

Namun, dalam rapat paripurna yang dipimpin Wakil Ketua DPR RI Rachmat Gobel, Fraksi PKS memberikan 27 catatan atas UU APBN 2023. Salah satu catatan fraksi PKS yaitu pemerintah harus dapat meningkatkan efektivitas alokasi anggaran pendidikan yang signifikan.

Sejumlah asumsi disepakati pemerintah dan DPR dalam APBN 2023. Defisit APBN ditetapkan Rp598,2 triliun atau setara 2,84 persen dari produk domestik bruto (PDB). Pendapatan negara ditetapkan sebesar Rp2.463,0 triliun, sementara belanja negara ditargetkan sebesar Rp3.061,2 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Fatkhul Maskur
Editor : Fatkhul Maskur
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper