Bisnis.com, JAKARTA - Uni Emirat Arab (UEA) semakin serius untuk masuk ke dunia virtual atau metaverse. Langkah terbaru yang dilakukan adalah Kementerian Ekonomi negara teluk itu membangun kantor pusat baru yang berlokasi di metaverse.
Menteri Ekonomi UEA Abdulla bin Touq Al Marri mengumumkan pembangunan kantor pusat baru itu dalam Majelis Metaverse Dubai pada 28 September 2022. "Ini bukan lagi soal konsep, ini adalah pidato ketiga kami sebelum memberikan tur langsung dari markas virtual," ujarnya dikutip dari Cointelegraph pada Kamis (29/9/2022).
Kantor pusat baru dari Kementerian Ekonomi UEA ini akan melengkapi dua kantor kementerian yang ada, yakni di Abu Dhabi dan Dubai. Markas baru ini memungkinkan kementerian menyediakan layanan digital dalam operasionalnya.
Kantor metaverse ini akan menampilkan gedung bertingkat, masing-masing melayani tujuan yang berbeda. Pengunjung kantor bisa berinteraksi dengan karyawan secara virtual di kantor ini.
Kantor pusat juga memiliki auditorium yang dapat memfasilitasi konferensi virtual dan acara lainnya secara digital serta memungkinkan pengguna untuk berbagi layar.
Fasilitas lain yang disediakan yakni teknologi canggih seperti untuk menandatangani perjanjian bilateral bersama negara-negara lain di metaverse. Al Marri mengatakan, kantor metaverse ini akan meningkatkan kemampuan UEA untuk menjadi hub global untuk teknologi generasi mendatang. Dia juga mengatakan, pembangunan kantor pusat virtual ini sejalan dengan visi masa depan UEA dalam mengembangkan teknologi metaverse.
Baca Juga
UEA memang telah serius membangun metaverse. Pada Juli lalu, Putra Mahkota Dubai Sheikh Hamdan bin Mohammed bin Rashid Al Maktoum telah meluncurkan Strategi Metaverse Dubai yang bertujuan untuk menambah US$4 miliar ke Produk Domestik Bruto (PDB) dari metaverse. UEA juga berencana menghadirkan 40.000 pekerjaan baru dari metaverse pada 2030 dan menarik 1.000 perusahaan yang berspesialisasi dalam teknologi blockchain serta metaverse untuk masuk ke dalamnya.
Berdasarkan riset dari PwC, teknologi Virtual Reality (VR) dan Augmented Reality (AR) di metaverse mampu meningkatkan Produk Domestik Bruto (PDB) global US$1,4 triliun pada 2030. Selain itu, AR dan VR mampu mendorong adanya 23,3 juta pekerjaan baru pada 2030.