Bisnis.com, JAKARTA - Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) membentuk tim tanggap insiden siber seiring meningkatnya tren kejahatan siber seperti diumumkan hacker Bjorka hingga anomali trafik di Indonesia.
Riki Adji Pratama, Sandiman Muda Badan Direktorat Keamanan Siber BSSN mengatakan saat ini sudah terdapat 115 tim tanggap insiden siber yang terdiri dari berbagai instansi baik pemerintahan maupun swasta.
"Harapannya nanti dengan adanya tim tanggap ini yang sudah terbentuk di berbagai institusi baik pemerintah maupun swasta itu menjadi channel komunikasi positif dalam rangka sinergi dan kolaborasi keamanan siber," katanya dalam media roundtable yang digelar Kamis, (29/9/2022).
Dia menyebut, tim tanggap ini dibentuk sebagai ekosistem koordinasi di bidang keamanan siber. Adapun untuk tugas dan fungsinya, sambung Riki, tim ini mengacu pada peraturan BSSN No. 10/2020 tentang Tim Tanggap Insiden Siber.
"Jadi tim ini tidak hanya bersifat reaktif ketika adanya insiden, tetapi juga preventif atau pencegahan," ujarnya.
Lebih lanjut dia menuturkan, BSSN mencatat sebanyak kurang lebih 1,6 miliar anomali trafik keamanan siber pada periode Januari-Desember 2021. Sedangkan sepanjang semester I/2022, sudah tercatat setidaknya 700-an juta anomali trafik. Adapun dari 1,6 miliar serangan siber tersebut, lanjut Riki, didominasi anomali trafik dengan kategori serangan terbanyak adalah malware.
Baca Juga
"Memang trennya tiap tahun terjadi peningkatan dan dari data kami paling banyak target serangan itu adalah malware," tutur dia.
BSSN sendiri mendapatkan sorotan seiring banyaknya data yang dijebol oleh hacker yang menyebut dirinya Bjorka. Bahkan terbaru, akun itu menyebut telah menjebol data pribadi kepala BSSN.