Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan telah bersurat dengan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir agar menugaskan Perum Bulog melanjutkan distribusi selisih harga kedelai hingga 31 Desember 2022.
Selisih harga tersebut merupakan kelanjutan dari program yang berlangsung sejak April hingga 31 Juli 2022.
“Dimohon kiranya Saudara Menteri dapat menugaskan Perum Bulog untuk melanjutkan program pemberian bantuan penggantian selisih harga pembelian kedelai di tingkat perajin tahu dan tempe yang berlaku surat sejak tanggal 1 September sampai dengan 31 Desember,” bunyi surat tertanggal 28 September 2022 yang diterima Bisnis.
Surat Zulhas itu merupakan tindak lanjut dari surat Badan Pangan Nasional (Bapanas) yang didasarkan hasil Rapat Koordinasi Terbatas (Rakortas) Bidang Perekonomian pada tanggal 16 Agustus, bahwa pemerintah menyetujui agar program subsidi selisih harga kedelai dilanjutkan. Selain itu, Kementerian Perdagangan masih selaku kuasa penggunaan anggaran dalam program tersebut.
Sekadar informasi, program penggantian atau subsidi harga kedelai mulai diberlakukan sejak awal April 2022 menyusul harga kedelai yang tembus Rp11.000 per kilogram (kg). Sejak 3 tahun terakhir, harga kedelai terus meroket, dari 2019 harganya masih Rp7.000 per kg, 2020 harganya Rp10.000 dan 2021-2022 yang mencapai Rp11.000 per kg.
Pemerintah sendiri kemudian mensubsidi Rp1.000 per kg kedelai yang diterima perajin tahu tempe.
Namun, hingga akhir Juli 2022, kedelai yang telah disalurkan baru 10 persen atau 80.000 ton dari 800.000 ton yang ditetapkan. Menurut Ketua Gabungan Koperasi Tahu Tempe Indonesia (Gakoptindo) Aip Syarifuddin, rendahnya kedelai yang disalurkan tersebut lantaran produsen tahu tempe di Indonesia masih sedikit yang mempunyai Nomor Induk Berusaha (NIB). Dari 34 provinsi, hanya 11 provinsi rata-rata yang mempunyai NIB.
Oleh karena itu, Aip meminta Kemendag agar menghapus ketentuan kepemilikan NIB sebagai syarat penerima bantuan selisih harga kedelai.
"Memang ini salah satu kelemahan dan kesalahan kami sendiri, karena Kopti ini banyak yang izinnya sudah habis, tidak diperpanjang dan lain-lain, makanya kami meminta kompensasi bahwa ini dikeluarkan untuk semua perajin tahu tempe tanpa perlu memiliki izin," kata Aip saat dihubungi Bisnis, Rabu (28/9/2022).
Aip memastikan, meski penyaluran selisih harga kedelai dilanjutkan, produsen tahu tempe tetap akan mengerek harga sekitar 20-30 persen. Sebab, saat ini harga kedelai di tingkat perajin sudah Rp13.000 per kg.
Berdasar data Kementerian Perdagangan harga kedelai per 29 September Rp14.300 per kg. Harga kedelai hari ini naik 14,51 persen dibandingkan harga kedelai pada 24 September 2021 senilai Rp 12.400. Kenaikan harga kedelai tertinggi terjadi pada 2021 atau sekitar 22 persen dibandingkan tahun sebelumnya.