Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden telah memperingatkan perusahaan minyak untuk tidak menaikkan harga bahan bakar bensin di tengah badai yang melanda Florida.
Dilansir dari Bloomberg pada Kamis (29/9/2022), ini kedua kalinya dalam minggu ini Biden menyuarakan keprihatinan tentang kenaikan harga bensin di AS.
“Jangan gunakan ini (badai Ian) sebagai alasan untuk menaikkan harga bensin di Amerika,” kata Biden mengawali sambutannya pada konferensi kelaparan Gedung Putih pada Rabu (28/9/2022), dikutip dari Bloomberg pada Kamis (29/9/2022).
Biden menuturkan bahwa harga minyak masih relatif rendah dan terus menunjukkan penurunan sehingga harga gas pun harus turun.
“Harga minyak tetap relatif rendah. Itu terus turun, harga gas harus turun juga,” sambungnya.
Diketahui, peringkat persetujuan Biden anjlok awal tahun ini karena inflasi yang luar biasa tinggi, termasuk harga bensin yang rata-rata melebihi USD 5 per galon, pada Juni.
Menurut AAA Auto Club, harga bensin turun rata-rata lebih dari USD 1 per galon minggu lalu menjadi sekitar USD 3,68, tetapi mulai naik lagi sebelum Badai Ian melanda Florida.
Baca Juga
Peningkatan baru-baru ini terjadi sebagai akibat dari pemadaman di kilang Midwest dan California, yang samakin memperburuk pasokan bahan bensin yang sudah tegang.
Biden mengungkapkan bahwa badai tersebut hanya mempengaruhi sekitar 190 ribu barel per hari sejauh ini, dan kurang dari dua persen dari produksi AS per hari telah terpengaruh dalam waktu singkat.
“Para ahli saya memberi tahu saya bahwa produksi hanya sekitar 190 ribu barel per hari telah terkena dampak badai sejauh ini – kurang dari dua persen dari produksi harian AS terkena dampak untuk waktu yang sangat singkat,” kata Biden.
Oleh karena itu, Biden menegaskan bahwa badai Ian tidak bisa dijadikan alasan untuk perusahaan minyak menaikkan harga bensin.
“Dampak badai kecil sementara pada produksi minyak ini tidak memberikan alasan, tidak ada alasan untuk kenaikan harga di pompa,” pungkasnya.