Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan kinerja ekspor Indonesia melonjak hingga 35 persen (year-on-year/yoy) dan tercatat tertinggi dalam sejarah.
"Ekspor sekali lagi mencatatkan kenaikan yang cukup impresif. Kita lihat Agustus 2022 itu mencapai US$27,9 miliar, ini tertinggi sepanjang sejarah," ujar Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN Kita, Senin (26/9/2022).
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), realisasi ekspor pada Agustus naik 9,1 persen dibandingkan bulan sebelumnya atau Juli 2022 (mtm).
Jika dihitung pertumbuhannya, Sri Mulyani mengatakan ekspor Indonesia tumbuh 30,15 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya, yakni US$21,44 miliar pada Agustus 2021.
Lebih lanjut, apabila dihitung Januari-Agustus 2022 (year-to-date/ytd) pertumbuhan ekspor sudah mencapai 35,42 persen.
"Jadi pertumbuhan dobel digit, di atas 30 persen, baik untuk tahunan [yoy] atau Januari-Agustus 2022 [ytd].
Sementara itu, Sri Mulyani mengatakan nilai impor Indonesia juga meningkat, yaitu US$22,15 miliar pada Agustus 2022 atau tumbuh 3,77 persen dari bulan lalu (mtm).
Jika dilihat dari pertumbuhan tahunan (yoy), maka impor Indonesia naik 32,81 persen dibandingkan tahun lalu dan naik 29,84 persen sepanjang Januari-Agustus 2022 (ytd). .
"Impor ini didominasi barang material atau bahan baku dan barang modal untuk produksi, serta impor BBM. Karena kebutuhan bbm kita naik, impor BBM cukup tinggi," ucapnya.
Sri Mulyani mengatakan kinerja ekspor sangat kuat. Meski impor juga tumbuh tinggi, Indonesia masih mencatatkan surplus neraca perdagangan mencapai US$5,76 miliar pada Agustus 2022 atau lebih tinggi dibandingkan surplus bulan sebelumnya.
Menurutnya, surplus neraca perdagangan secara bulanan ini berlangsung sudah 28 bulan. Artinya, kata dia, Indonesia mempertahankan neraca perdagangan surplus 28 berturut-turut.
"Sumulatif kita sudah cetak surplus US$34,92 miliar. Ini yang menjadi salah satu daya tahan perekonomian kita saat dunia mengalami goncangan, tapi kita harus waspada," kata Sri Mulyani.