Bisnis.com, JAKARTA — Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menilai menilai bidang pariwisata, retail, dan jasa merupakan sektor yang perlu terus dukungan pemerintah lewat insentif seiring dengan tingginya ketidakpastian ekonomi pada tahun depan.
Di samping itu, dukungan perlu dilakukan pemerintah lantaran kenaikan suku bunga sebesar 50 basis poin oleh Bank Indonesia yang membatasi ruang gerak pelaku usaha dalam melakukan ekspansi usaha.
Wakil Ketua Kadin Indonesia Shinta W. Kamdani menuturkan, pemerintah harus hati-hati melakukan penghapusan atau pengurangan insentif dimana peningkatan konsumsi masyarakat baru terjadi tidak begitu lama setelah disrupsi pandemi. Menurutnya, prioritas utama pelaku usaha adalah menjaga momentum pemulihan ekonomi terlebih di tengah ketidakstabilan harga komoditas dan kenaikan bahan bakar minyak (BBM).
“Dunia usaha menilai peninjauan pemberian insentif oleh pemerintah adalah hal yang perlu di lakukan namun sebaiknya perlu mempertimbangkan masukan dari pelaku usaha termasuk sektor sektor yang masih sangat membutuhkan dan jenis insentif yang diberikan,” ujarnya saat dihubungi, Minggu (25/9/2022).
Shinta mengungkapkan, bahwa kenaikan suku bunga acuan oleh Bank Indonesia (BI) sebesar 50 basis poin menjadi 4,25 persen dinilai akan kembali menekan dunia usaha. Namun, dia menuturkan bahwa pihaknya juga mengapresiasi bagaimana pemerintah dalam memulihkan perekonomian Indonesia pasca pandemi baik dengan kebijakan fiskal maupun nonfiskal termasuk insentif perpajakan yang sangat membantu dunia usaha.
Dia pun berharap pada 2023 pemerintah bisa memberikan iklim usaha yang kondusif dan memberikan stimulasi yang tepat sasaran dan dibutuhkan untuk peningkatan efisiensi, produktifitas dan inovasi usaha.
Baca Juga
“[Dengan begitu] pertumbuhan kinerja industri bisa dipertahankan meski ada kondisi yang kurang supportif di tingkat internasional,” ujar Shinta.