Bisnis.com, JAKARTA- Subholding Pelindo Terminal Petikemas (SPTP) memprediksi volume arus peti kemas gabungan pada pelabuhan-pelabuhan besar di Surabaya, Jawa Timur, bisa mencapai 6,4 juta twenty-foot equivalent per units (TEUs) pada 2030.
Direktur Utama SPTP M. Adji, dalam wawancaranya dengan Tim Jelajah Pelabuhan Bisnis Indonesia 2022, menyebut volume arus peti kemas pada pelabuhan di kawasan "Greater Surabaya" seperti Terminal Petikemas Surabaya maupun Terminal Teluk Lamong yakni sebesar 3,9 juta TEUs.
"Nanti di 2030 bisa sekitar 6,4 jutaan [TEUs]. Surabaya itu punya 4,6 kilometer dermaga dan 77 hektare lahan," ujarnya, Jumat (23/9/2022).
Untuk menunjang pelayanan peti kemas di kawasan Greater Surabaya itu, SPTP merencanakan perluasan dermaga baik di Terminal Petikemas Surabaya maupun Terminal Teluk Lamong seluasa 200-300 meter (m) lagi, sekaligus penambahan alat.
Adji menargetkan rencana tersebut bisa terealisasi dalam kurun waktu dua hingga tiga tahun ke depan. Kendati demikian, dia belum mengungkap berapa biaya investasi yang dibutuhkan dan akan dikeluarkan oleh subholding ke depannya.
"Pada prinsipnya investasi adalah opsi setelah kita meng-improve cara kerja kita sehingga kapasitas benar-benar sudah mentok. Jangan sampai kita masih ada spare capacity, hanya gara-gara tidak mau capek kerja dan mikir, akhirnya hanya tambah [sarana dan prasarana] karena kurang," tuturnya.
Baca Juga
Adapun, Terminal Petikemas Surabaya salah satunya sempat mengungkap kebutuhan penambahan alat pelabuhan baru seperti empat unit container crane (CC) dan 14 unit RTG elektrik.
Direktur Utama Terminal Petikemas Surabaya Abdul Rofid Fanany memperkirakan nilai investasi yang dibutuhkan sekitar Rp1,2 triliun sampai dengan Rp1,5 triliun.
Dengan berbagai investasi tersebut, kecepatan bongkar muat diharapkan bisa meningkat ke 60 box ship per hour atau BSH. Saat ini, kinerja bongkar muat tercatat 51-52 BSH.
"Kami juga punya di RJP PT TPS dengan adanya alat-alat yang baru dan didukung teknologi informasi yang bagus kita di tahun 2027 lima tahun dari sekarang mengupayakan sampai dengan 2 juta TEUs. Saat ini 1,4 juta TEUs," ujar Rofid.
Sementara itu di Teluk Lamong, arus peti kemas menunjukkan pertumbuhan yang cukup signifikan kendati sempat turun ketika awal pandemi Covid-19. Pada 2019, arus peti kemas di pelabuhan itu sempat mencapai 714.434 TEUs.
Capaian itu sempat turun pada 2020 menjadi 678.208 TEUs (utamanya karena penuruna arus peti kemas luar negeri), namun kembali naik di 2021 menjadi 780.160 TEUs atau melampaui level prapandemi.