Bisnis.com, JAKARTA - Asian Development Bank atau ADB memperkirakan tingkat inflasi Indonesia naik signifikan pada 2022.
The Asian Development Outlook (ADO) 2022 mencatat bahwa inflasi yang mencapai rata-rata 1,6 persen tahun lalu diproyeksi bakal naik ke 4,6 persen pada 2022.
Kondisi tersebut terjadi lantaran harga komoditas yang lebih tinggi dan kenaikan harga bahan bakar minyak yang dilakukan pemerintah pada 3 September 2022.
"Inflasi diprediksi hampir menyentuh 6,0 persen sampai dengan Juni 2023 dan kemudian menurun di bawah 4,0 persen pada akhir 2023," tulis laporan ADB seperti dikutip, Kamis (22/9/2022).
Direktur ADB untuk Indonesia Jiro Tominaga mengapresiasi perekonomian Indonesia yang mampu bertahan dengan baik di tengah ancaman terhadap pertumbuhan.
Berdasarkan laporan ADB yang dirilis pada Rabu (21/9/2022), perekonomian Indonesia diperkirakan tumbuh 5,4 persen pada 2022 dan tumbuh 5,0 persen pada 2023.
Kuatnya permintaan konsumen, dinilai cukup untuk mengimbangi belanja pemerintah yang menurun.
Tak hanya itu, permintaan akan komoditas ekspor Indonesia juga masih kuat, sehingga menunjang pertumbuhan dan menghasilkan tambahan pendapatan fiskal.
“Belanja konsumen masih kuat dan ekspor komoditas sedang bagus. Namun, tingginya harga komoditas juga telah mendorong inflasi,” katanya dalam keterangan resmi, dikutip Kamis (22/9/2022).
Selain itu, Jiro juga mengungkapkan sejumlah risiko yang bakal dihadapi tahun depan.
Risiko tersebut adalah penurunan perekonomian akibat perlambatan pertumbuhan global, volatilitas keuangan global, kebijakan makroekonomi yang semakin ketat di Indonesia, dan berlanjutnya guncangan akibat perang Rusia-Ukraina.