Bisnis.com, JAKARTA - PT Waskita Karya gencar merampungkan pembangunan tol Bogor—Ciawi—Sukabumi atau Bocimi sepanjang 54 kilometer. Tol ini dinilai mampu mengungkit potensi ekonomi baru di kawasan Selatan Jawa Barat.
Project Manager Jalan Tol Bocimi Seksi II Wawan Prasetyo mengatakan, progres pembangunan tol Bocimi telah memasuki Seksi II yang mencapai 86,22 persen dan pembebasan lahannya sudah mencapai 99,45 persen.
Secara fungsional, pembangunan tol Bocimi Seksi II ditarget rampung Desember 2022. Sementara, untuk operasionalnya bisa dipakai pada 2023, sekaligus untuk arus mudik. Realisasi untuk Seksi II mencapai Rp2,2 triliun.
"Kami lakukan evaluasi bersama dengan manajemen untuk mengetahui kendala di lapangan, misalnya ada kendala curah hujan, kami lakukan penambahan alat," ujar Wawan kepada tim Jelajah BUMN untuk Indonesia pada Rabu (21/9/2022).
Kemudian, dalam mengantisipasi kendala curah hujan itu, Waskita telah jauh-jauh hari melakukan penyesuaian pengerjaan terutama saat musim kemarau dengan menambah jam kerja.
Curah hujan tinggi di Bogor dan Sukabumi memang menjadi kendala utama pengerjaan tol ini. Selain itu, ada juga kendala pembebasan lahan karena adanya lahan milik PT KAI dan sejumlah kios.
Pembangunan Seksi II tol Bocimi merupakan lanjutan dari Seksi 1 yang sudah beroperasi sejak Desember 2018. Saat ini, lalu lintas harian rata-rata (LHR) di tol Bocimi yang telah beroperasi mencapai 18.400.
Secara keseluruhan, jalan tol Bocimi memiliki panjang 54 kilometer, terdiri atas Seksi 1 Ciawi—Cigombong (15,35 kilometer), Seksi 2 Cigombong—Cibadak (11,90 kilometer), Seksi 3 Cibadak—Sukabumi Barat (13,70 kilometer), dan Seksi 4 Sukabumi Barat—Sukabumi Timur (13,05 kilometer).
Pembangunan tol Bocimi hingga Seksi IV sendiri ditarget rampung pada 2025. Tahun depan akan mulai pembangunan untuk Seksi III dan Seksi IV sehingga akan ada dua gerbang tol lagi. Tol Bocimi dengan panjang 54 kilometer memakan biaya konstruksi Rp11,7 triliun.
Wawan mengatakan, kehadiran tol Bocimi membawa potensi ekonomi baru di wilayah Bogor dan Sukabumi. Tol ini juga merupakan bagian dari strategi pemerintah dalam meningkatkan aksesibilitas kawasan dan distribusi lalu lintas antara Kota Jakarta hingga Sukabumi.
"Kalau dilihat di Jalan Nasional yang ada di Bogor ke Sukabumi ini memang selalu padat. Dari ujung Cigombong sampai Cibadak bisa sampai dua jam karena macet. Dengan adanya tol bisa sampai setengah jam," ujarnya.
Wilayah Sukabumi juga mempunyai banyak industri seperti obat-obatan, makanan, hingga tekstil. Tol ini, kata Wawan, bisa membantu konektivitas terutama distribusi sayur mayur ke Jakarta yang berasal dari Sukabumi sehingga biayanya lebih efisien.
Tol Bocimi juga membawa potensi pengembangan pariwisata di Sukabumi atau Selatan Jawa Barat. Terdapat sejumlah objek wisata terkenal di Sukabumi seperti Geopark Ciletuh hingga Pantai Pelabuhan Ratu.
Kemudian, tol Bocimi juga akan menjadi akses alternatif dari Jakarta menuju Bandung. Sebab, berdasarkan rencana dari pemerintah, tol Bocimi akan disambung lagi dengan tol dari Sukabumi menuju Padalarang.