Bisnis.com, DENPASAR - Nomura Holdings menyampaikan, India sebagai pengekspor beras terbesar dunia, telah melarang ekspor broken rice atau butir-butir beras yang pecah atau beras menir. Pelarangan ini disebut akan berdampak ke seluruh Asia, terutama Filipina dan Indonesia.
Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Syailendra mengatakan, pemerintah tidak khawatir akan kebijakan larangan ekspor beras dari India ini.
"Enggak [khawatir] lah, beras banyak kok kita, biarin saja. Indonesia ini kaya lho, berasnya banyak," kata Syailendra, Rabu (21/9/2022).
Nomura Holdings menyebut, India menyumbang sekitar 40 persen dari pengiriman beras global. India juga mengekspor berasnya ke lebih dari 150 negara.
Ekspor India mencapai 21,5 juta ton pada 2021. Akan tetapi, produksi beras India berkurang 5,6 persen secara tahunan per September 2022, menyusun curah hujan yang di bawah rata-rata, yang akhirnya mempengaruhi hasil panen.
Nomura menyebut, Indonesia mengandalkan impor sekitar 2,1 persen dari kebutuhan konsumsi berasnya, dan konsumsi beras di Indonesia membentuk sekitar 15 persen dari kelompok indeks harga konsumen (IHK).
Baca Juga
Adapun, melansir dari Bloomberg Quint, pemerintah India menyebut produksi beras dapat turun 10-12 juta ton stahun ini.
Pemerintah India pun melakukan larangan ekspor beras pecah dan juga mengenakan bea keluar 20 persen untuk beras non-basmati.