Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tur Asia Tengah, Perjalanan Luar Negeri Pertama Xi Jinping sejak Pandemi Covid-19

residen Xi akan mengunjungi Kazakhstan dan Uzbekistan dari Rabu hingga Jumat, 14-16 September 2022.
Presiden Joko Widodo (kiri) bersama Presiden China Xi Jinping saat tiba untuk melaksanakan pertemuan bilateral di Villa 14, Diaoyutai State Guesthouse, Beijing, China, Selasa (26/7/2022). Kedua pemimpin negara tersebut melakukan pertemuan bilateral membahas penguatan kerja sama ekonomi hingga isu kawasan dan dunia. ANTARA FOTO/Biro Pers Setpres/Laily Rachev/sgd/rwa.
Presiden Joko Widodo (kiri) bersama Presiden China Xi Jinping saat tiba untuk melaksanakan pertemuan bilateral di Villa 14, Diaoyutai State Guesthouse, Beijing, China, Selasa (26/7/2022). Kedua pemimpin negara tersebut melakukan pertemuan bilateral membahas penguatan kerja sama ekonomi hingga isu kawasan dan dunia. ANTARA FOTO/Biro Pers Setpres/Laily Rachev/sgd/rwa.

Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah China mengonfirmasi rencana Presiden Xi Jinping melakukan perjalanan ke Asia Tengah pada pekan ini. Ini akan menjadi perjalanan luar negeri pertamanya sejak pandemi Covid-19 melanda.

Dilansir dari Bloomberg pada Senin (12/9/2022), Presiden Xi akan mengunjungi Kazakhstan dan Uzbekistan dari Rabu hingga Jumat mendatang, berdasarkan pernyataan dari Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) China.

Uzbekistan menjadi tuan rumah Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Shanghai Cooperation Organization (SCO), yang akan memberi Presiden Xi kesempatan untuk bertemu langsung dengan Presiden Rusia Vladimir Putin untuk pertama kalinya sejak Moskow menginvasi Ukraina pada Februari.

Perjalanan tersebut menandai kembalinya Presiden Xi ke sorotan panggung dunia setelah menjadi satu-satunya pemimpin negara-neagara G20 yang menghindari bepergian ke luar negaranya sejak lockdown Covid-19 pertama di dunia dimulai pada Januari 2020.

Tur Asia Tengah ini dilakukan hampir sebulan menjelang kongres partai dua kali dalam satu dekade, dengan pemimpin Xi Jinping diperkirakan meraih masa jabatan ketiga. Presiden Xi meluncurkan rencana perdagangan dan infrastruktur global yang akan menjadi ‘Belt and Road Initiative’ di Kazakhstan sembilan tahun lalu dan mungkin berusaha menggunakan perjalanan itu untuk memoles kredensial kebijakan luar negerinya.

KTT SCO juga merupakan kesempatan untuk terhubung dengan sekelompok negara yang dipandang sebagai jawaban kawasan terhadap aliansi yang dipimpin Barat, pada saat hubungan China dengan Amerika Serikat (AS) menjadi semakin tegang.

Seperti diketahui, ketegangan meningkat setelah kunjungan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) AS Nancy Pelosi ke Taipei bulan lalu, dan China meluncurkan latihan militer yang belum pernah terjadi sebelumnya di sekitar pulau yang diperintah secara demokratis yang dianggap Beijing sebagai bagian dari wilayahnya.

Di sisi lain, Kazakhstan memiliki sekitar 40 persen dari cadangan uranium yang diketahui di dunia, sumber daya yang semakin penting karena negara-negara maju beralih ke energi atom sebagai sumber daya jangka panjang. Itu juga berbatasan dengan Xinjiang — Beijing telah dituduh melakukan kebijakan agresif untuk menekan populasi etnis minoritasnya, termasuk jutaan Muslim Uyghur.

Pada Januari lalu, Presiden Xi menyatakan dengan tegas bahwa dia menentang kekuatan yang merusak stabilitas Kazakhstan, setelah protes massal atas lonjakan harga bahan bakar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper