Bisnis.com, MANGUPRA — Think20 (T20) Indonesia menilai kooperasi antarnegara tidak dapat ditawar di tengah fase pemulihan pasca pandemi Covid-19 hingga menghadapi era inflasi tinggi.
Lead Co-Chair T20 Indonesia Bambang Brodjonegoro menjelaskan bahwa T20 merupakan bank ide yang pesanya akan dibawa ke dalam G20. Tahapannya, setelah meluncurkan komunike selanjutnya maka akan di bawa ke sisi pemerintah.
“Peran T20, kami tidak memikirkan kepentikan politik suatu negara. Kami memikirkan kepentingan global dilihat dari komunike kami, apa yang terbaik untuk global kami sarankan. Ini yang mau kita coba masukkan ke G20 memang tidak ada jaminan apa yang kita sampaikan 50 persen hingga 100 persen diadopsi,” ujarnya di sela-sela The Think20 (T20) Indonesia Summit 2022, di Bali, Selasa (6/8/2022).
Bambang menjelaskan bahwa paling tidak sejak awal T20 memberi perhatian prioritas Indonesia yakni soal health financing architecture, digital transformation, dan transisi energi. Tiga poin itu yang ditekankan meski pihaknya juga memberikan pandangan terkait tren inflasi tinggi yang tengah melanda saat ini.
Dia menuturkan pernyataan T20 sejak awal kooperasi merupakan sesuatu yang tidak bisa ditawar. Hal itu khususnya untuk pemulihan berkelanjutan pasca pandemi Covid-19 serta tidak menyebabkan inflasi tinggi seperti saat ini.
“Yang jelas jangan ada perang, tetapi yang simpel, kalau orang bicara inflasi tinggi kan fenomena karena permintaan yang melebihi pasokan,” paparnya.
Baca Juga
Dalam fase pemulihan, lanjut dia, banyak orang yang ingin melampiaskan apa yang tidak dapat dilakukan selama 2 tahun. Akibatnya, permintaan naik tinggi.
Kendati demikian, sisi pasokan tidak dapat langsung mengejar. Kondisi itu lantaran berbagai hambatan yang disebut disrupsi rantai pasok.
Saat negara tidak mampu memenuhi permintaan, imbuh Bambang, impor terpaksa menjadi solusi. Dengan demikian, perdagangan harus dibuka agar ekspor-impor menjadi lancar.
“Sekarang ini masih semangat membatasi trade karena ada perang ada sanksi ini itu tapi akhirnya trade yang bisa jado solusi tidak bisa optimal karena ada hambatan perdagangan membuat kita terpaksa harga tetap tinggi. Ini satu contoh bahwa kerja sama sangat dibutuhkan,” jelasnya.
Di sisi lain, Bambang menyebut kenaikan harga komoditas memang memberikan keuntungan bagi negara seperti Indonesia. Namun, inflasi tidak dapat seperti dulu.
“[Inflasi] pasti lebih tingggi. Jadi, itu pilihannya kami fokus kepada pentingnya kerja sama kemudian kepada apalagi yang dilakukan agar recovery mulus dan berkelanjutan,” imbuhnya.
Dia menilai kerja sama dapat menyelesaikan masalah inflasi. Pasalnya, kondisi ini terjadi secara global.
Recovery, lanjut dia, merupakan keinginan dan kebutuhan semua orang. Kondisi inflasi yang tinggi di semua negara menurutnya mencerminkan ada yang salah dengan pasokan.
“Solusinya bisa dari dalam bagaimana agar produksi meningkat. Nah, tapi itu butuh waktu padahal recovery dibutuhkan cepat jadi yang paling mudah supply bagi negara yang bisa jual ke negara lain,” jelasnya.
Lewat pesan kooperasi, T20 meminta negara-negara melepas ego. Tujuannya, agar mereka dapat saling membantu.
“Ketika inflasi tinggi cara bantu dengan permudah perdagangan antar negara,” imbuhnya.