Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tarif Tiket Pesawat Turun, GMF Aero Asia (GMFI) Bahas Insentif Bea Impor

GMFI melakukan diskusi dengan Kementerian Perindustrian mengenai upaya pengurangan bea masuk dan pajak dalam rangka impor untuk material dan komponen pesawat.
Pesawat Airbus A330-900neo milik Garuda Indonesia di Hanggar 2 GMF AeroAsia, Rabu (27/11/2019) malam./Bisnis-Rio Sandy Pradana
Pesawat Airbus A330-900neo milik Garuda Indonesia di Hanggar 2 GMF AeroAsia, Rabu (27/11/2019) malam./Bisnis-Rio Sandy Pradana

Bisnis.com, JAKARTA - PT Garuda Indonesia Maintenance Facility AeroAsia Tbk. (GMFI) meminta adanya keringanan bea masuk pajak dan impor dalam mendatangkan kompenen pesawat agar bisa turut menurunkan tarif tiket pesawat.

Direktur Utama GMFI Andi Fahrurrozi menuturkan saat ini perseroan tengah berupaya meningkatkan efektivitas perawatan pesawat sehingga dapat berdampak positif terhadap beban operasional maskapai. Salah satu yang sudah dilakukan adalah berkomunikasi dengan asosiasi Maintenance Repair Overhaul atau MRO untuk memulai workshop dan diskusi intens dengan Kementerian Perindustrian.

Pembahasan difokuskan mengenai upaya pengurangan bea masuk dan pajak dalam rangka impor untuk material dan komponen pesawat.

"Sehingga apabila ada insentif khusus dari pemerintah, diharapkan beban biaya maintenance akan berkurang bagi airlines, dan mungkin bisa langsung menurunkan harga tiket pesawat," ujarnya, Jumat (2/9/2022).

Sebelumnya, Pemerintah juga bakal mengoptimalkan kinerja bengkel pesawat atau (Maintenance Repair and Overhaul/MRO) di Batam Aero Technic sebagai upaya mendorong pergerakan penumpang dan mengefektifkan tarif tiket pesawat.

Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso menjelaskan dengan memanfaatkan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), kota Batam saat ini telah memiliki Batam Aero Technic (BAT). Dengan nilai investasi sebesar Rp7,29 triliun, kehadiran KEK ini diproyeksikan dapat menghemat devisa rata-rata 30 persen -- 35 persen dari kebutuhan perawatan (MRO) Maskapai Penerbangan Nasional senilai Rp26 triliun per tahun.

“Mudah-mudahan kita bisa sedikit mendorong supaya tiket tidak mahal, dari efisiensi di komponen biaya yang kedua mengenai perawatan yang 25 persen -30 persen tadi," ujarnya melalui keterangan resmi.

Menurutnya, apabila pihaknya dapat mengefisienkan MRO tersebut, Pemerintah bisa mendorong pergerakan penumpang yang pada akhirnya juga menggerakkan ekonomi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper