Bisnis.com, JAKARTA – Purchasing Managers Index (PMI) Manufaktur Indonesia pada Agustus 2022 menguat ke level 51,7, naik dari 51,3 pada bulan sebelumnya.
Data S&P Global menunjukkan terjadi perbaikan yang cukup kuat di sektor manufaktur dalam 4 bulan terakhir. Penguatan ini didukung oleh kenaikan produksi selama 3 bulan berturut-turut.
"Peningkatan indeks PMI Manufaktur didorong oleh kenaikan penjualan dari permintaan domestik,” ujar Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dikutip dari keterangan resminya, Kamis (1/9/2022).
Selain itu, penguatan PMI manufaktur nasional terjadi sejalan dengan peningkatan permintaan dan ekspansi pesanan baru yang mengalami laju tercepat dalam 6 bulan terakhir.
Adapun, tekanan inflasi di sektor manufaktur juga berkurang ditandai dengan kenaikan harga input dan output yang lebih rendah.
Dijelaskan lebih jauh, kenaikan indeks PMI Manufaktur Indonesia juga turut andil dalam peningkatan penciptaan lapangan kerja pada Agustus 2022.
Dengan adanya kenaikan volume pekerjaan baru, maka terjadi kenaikan jumlah bisnis yang belum terselesaikan pada Agustus.
Laporan S&P juga menyebutkan keseluruhan sentimen bisnis di sektor manufaktur Indonesia tetap bertahan positif di tengah harapan akan pemulihan berkelanjutan di permintaan.
Menanggapi hal tersebut, Agus menyebut diperlukan antisipasi terhadap kondisi geopolitik Rusia-Ukraina yang memicu persoalan krisis pangan dan krisis energi. Dua hal ini berpengaruh terhadap pasokan komoditas bagi sektor manufaktur.