Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Sosial Tri Rismaharini membantah adanya anggapan bahwa kenaikan harga telur disebabkan oleh penyaluran bantuan sosial reguler dalam Program Bantuan Pangan Non-Tunai atau Kartu Sembako.
Risma mengatakan Kementerian Sosial menyalurkan Bantuan Pangan Non-Tunai (BPNT) senilai Rp200.000 per bulan per keluarga manfaat dalam bentuk uang tunai, bukan telur.
"Yang jelas saya enggak bantu telur, karena enggak mungkin. Gimana cara baginya orang jutaan jumlahnya, kita bagi pecah sampai sana. Kita bantu uang ya," katanya.
Keluarga penerima manfaat, ia melanjutkan, bisa menggunakan bantuan dana tersebut untuk membeli bahan pangan pokok, termasuk membeli telur.
"Enggak ada kita menyiapkan [telur]. Bagaimana caranya sekian juta orang kali... Taruh lah satu orang 1 kilo saja, 10 juta kilo. Bagaimana dengan 18 juta orang?" katanya.
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan saat memantau harga bahan pangan pokok di Pasar Al Mahirah, Lamdingin, Kota Banda Aceh, Provinsi Aceh, Jumat (19/8/2022), menyebut program bantuan Kementerian Sosial yang mencakup pembagian telur menyebabkan permintaan telur ayam meningkat sehingga harganya menjadi naik.
Dia mengemukakan hal itu menyusul kenaikan harga telur ayam menjadi sekitar Rp30.000 per kilogram di pasar-pasar tradisional di sejumlah daerah.