Bisnis.com, JAKARTA- Upaya pemerintah dan badan usaha milik negara (BUMN) mengakselerasi proses digitalisasi industri perlu digenjot demi memangkas emisi karbon. Namun, tak banyak BUMN yang sudah tersertifikasi 4.0.
Saat ini, ada sebanyak 28 perusahaan di bawah Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang telah melakukan asesmen INDI 4.0 dan menerima status terverifikasi bertransformasi secara digital dari Kementerian Perindustrian (Kemenperin).
“Kami telah menyerahkan sertifikat asesmen INDI 4.0 kepada perusahaan BUMN. Sampai 2024, perusahaan BUMN harus sudah bertransformasi menuju Industri 4.0 yang ditandai dengan Skor INDI 4.0 minimal 3.5," kata Agus via siaran pers, Rabu (24/8/2022).
Keharusan tersebut bakal mendongkrak jumlah perusahaan BUMN untuk melakukan transformasi digital. Dibandingkan jumlah keseluruhan dari perusahaan di sektor manufaktur, kontribusi perusahaan BUMN masih kalah jauh.
Kemenperin mencatat total sebanyak 903 perusahaan manufaktur telah melakukan self assessment sejauh ini. Selain itu, ada 108 industri yang sudah mengikuti program pendampingan industri 4.0.
Namun, hal itu dinilai tidak cukup oleh pemerintah. Sebab, banyak perusahaan di segmen industri kecil dan menengah (IKM) yang telah mengikuti pelatihan 4.0 tetapi belum jelas kemampuan implementasinya.
Baca Juga
Kemenperin mencatat saat ini sudah ada sebanyak 17.778 perusahaan di segmen tersebut yang sudah mengikuti pelatihan. Ditambah lagi dengan sebanyak 108 industri yang telah mendapatkan pendampingan.
"Sejauh ini yang menjadi pertanyaan adalah, apakah sudah banyak yang mengimplementasikan langkah tersebut? Kalau tidak ada accessor, ini akan sulit," ujarnya.