Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memastikan ketersediaan bahan bakar minyak (BBM) subsidi jenis Pertalite dan Solar relatif stabil di tengah beban subsidi energi yang terlanjur lebar hingga pertengahan tahun ini.
Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi Dadan Kusdiana mengatakan pemerintah belakangan tengah mematangkan paket kebijakan untuk menaikkan harga BBM subsidi jenis Pertalite dan Solar sembari membatasi pembelian komoditas energi fosil itu. Dua kebijakan itu diharapkan dapat mengurangi belanja subsidi energi pada anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) perubahan tahun ini.
“Pemerintah memastikan BBM selalu tersedia. Kita lihat di masyarakat, di SPBU tidak ada isu-isu dari sisi kelangkaan,” kata Dadan dalam agenda Safe Forum 2022 Katadata, Selasa (23/8/2022).
Dadan menambahkan latar belakang pemikiran pemerintah yang belakangan ingin menaikkan harga Pertalite dan Solar itu disebabkan karena beban subsidi yang terlanjur lebar hingga pertengahan tahun ini. Beban subsidi itu diakibatkan volume impor minyak mentah dan BBM utuh yang mencapai tiga kali lipat dari kemampuan produksi nasional.
“Kita ini produksi minyak bumi terus turun angkanya sekitar 615.000 barel per hari, kebutuhan kita sekarang tiga kali lipat, sisanya kita impor baik crude dan dalam bentuk produk,” tuturnya.
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan impor hasil minyak mentah Indonesia sepanjang Januari hingga Juli 2022 mencapai di angka US$14,37 miliar atau naik 97,71 persen dari torehan pada periode yang sama tahun lalu.
Sementara itu, nilai impor LPG pada periode tersebut mencapai US$3,12 miliar. Adapun realisasi volume impor sepanjang Januari hingga Juli 2022 sebesar 3,9 juta ton.
Sebelumnya, Pertamina buka suara mengenai kabar BBM jenis Pertalite naik jadi Rp10.000 per liter dari harga sebelumnya Rp7.650 per liter. Kenaikan harga BBM dengan RON 90 tersebut ramai di media sosial baik Instagram maupun Twitter.
Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga Irto Ginting stok Pertalite di DKI Jakarta dan secara nasional mencukupi. Bahkan, menurut dia, pihaknya sudah mengoperasionalkan Depot Plumpang 24 jam untuk memenuhi kebutuhan SPBU.
“Kapasitas BBM di atas 300.000 KL. Kebutuhan nasional cukup,” ujarnya saat merespon isu kelangkaan Pertalite di DKI Jakarta.