Bisnis.com, JAKARTA — Presiden Joko Widodo atau Jokowi disebutkan bakal membeli minyak mentah dari Rusia dengan harga lebih murah 30 persen dari harga yang berlaku saat ini di pasar internasional sekitar US$96,72 per barel. Pemerintah belakangan tengah menghitung peluang transaksi menggunakan mata uang Rusia, Rubel (RUB) untuk menghindari potensi sanksi yang diberikan blok Barat.
Hal itu disampaikan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno dalam acara CEO Mastermind 7 seperti dikutip dari akun instagram pribadinya, Minggu (21/8/2022). Sandi mengatakan Rusia telah menawarkan minyak mentah mereka ke Indonesia setelah India setuju membeli komoditas energi primer itu pada pertengahan tahun ini.
“Kalau buat teman-teman CEO mastermind ambil gak? Ambil! Pak Jokowi pikir yang sama [untuk] ambil,” kata Sandi.
Kendati demikian, Sandi mengatakan sebagian pihak menilai negatif rencana impor minyak mentah tersebut dari Rusia. Alasannya, Indonesia berpotensi untuk menerima sanksi dari blok Barat termasuk Amerika Serikat.
Di sisi lain, dia menambahkan, Amerika Serikat menguasai teknologi pembayaran lintas negara bahkan benua yang dapat memantau transaksi perdagangan antar negara lewat pembayaran US dolar. Hal itu, kata dia, menjadi kekhawatiran sebagian pihak untuk membeli minyak mentah dari Rusia.
“Setiap pengiriman US dolar harus lewat New York, kenapa kita takut mengambil minyak Rusia karena kita takut SWIFT-nya dimatikan,” tuturnya.
Baca Juga
Dia mengatakan pemerintah sedang berhitung untuk membuka peluang pembayaran impor minyak Rusia itu dapat dilakukan lewat Rubel.
“Kata Rusia, ga usah takut bayar, pakai Rubel saja convert dari Rupiah ke Rubel. Nah ini yang teman-teman di sektor keuangan lagi hitung-hitung,” kata dia.
Seperti diberitakan sebelumnya, Harga minyak mentah global melonjak sekitar tiga persen pada Jumat pagi WIB, karena data ekonomi AS positif dan konsumsi BBM AS yang kuat mengimbangi kekhawatiran bahwa perlambatan pertumbuhan ekonomi di negara lain dapat melemahkan permintaan.
Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Oktober terangkat US$2,94 dolar AS atau 3,1 persen, menjadi menetap di US$96,59 per barel di London ICE Futures Exchange.
Sementara itu, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman September menguat US$2,39 atau 2,7 persen, menjadi ditutup pada US$90,50 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.