Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Singapura Diprediksi Jadi Ibu Kota Orang Kaya di Asia pada 2030

Singapura akan menjadi negara dengan populasi jutawan dewasa tertinggi di Asia pada 2030.
Singapura/Pegipegi
Singapura/Pegipegi

Bisnis.com, JAKARTA – Singapura diperkirakan menyalip Australia dalam hal populasi jutawan dewasa tertinggi di Asia pada 2030.

Dilansir dari Bloomberg pada Kamis (18/8/2022), sebuah laporan oleh grup perbankan terbesar di dunia, HSBC Holdings Plc. memperkirakan bahwa Singapura akan menempati urutan teratas di Asia-Pasifik diikuti oleh Australia, Hong Kong, dan Taiwan.

Dalam laporan yang dirilis Selasa (16/8) tersebut, Australia menempati peringkat tertinggi di kawasan Asia-Pasifik pada 2021, sedangkan Singapura berada di urutan kedua.

Bahkan, proporsi jutawan di keempat negara itu juga diperkirakan akan lebih tinggi dari Amerika Serikat (AS) pada akhir dekade ini.

“Kekayaan finansial Asia telah melampaui AS sejak krisis keuangan global,” kata HSBC, dikutip dari Bloomberg pada Kamis (18/8/2022).

Menurut HSBC, ini juga karena kawasan Asia-Pasifik mencakup beberapa ekonomi dengan pertumbuhan tercepat di dunia. Vietnam, Filipina, dan India kemungkinan akan melihat jumlah orang dewasa yang memiliki kekayaan setidaknya US$250.000 lebih dari dua kali lipat pada 2030.

Namun, wilayah ini juga merupakan rumah bagi jutaan orang miskin.

Proyeksi kekayaan rumah tangga dalam laporan tersebut menggunakan perkiraan dan proyeksi populasi orang dewasa, kekayaan rata-rata per kapita, serta produk domestik bruto (PDB) nominal per kapita.

“Secara absolut, China daratan diperkirakan memiliki sekitar 50 juta jutawan pada 2030 dan India dapat menampung lebih dari enam juta,” ungkap HSBC.

Hal itu berlaku untuk sekitar 4 persen orang dewasa di China daratan, dan kurang dari 1 persen orang dewasa di India.

“Catatan tentang kekayaan Asia yang tumbuh juga menyoroti sumber daya masyarakat yang pada akhirnya tersedia untuk mengangkat jutaan orang keluar dari kemiskinan,” kata Frederic Neumann, kepala ekonom Asia dan co-head penelitian global Asia untuk HSBC.

Menurutnya, wilayah ini hampir tidak kekurangan modal, bahkan jika ini tidak merata, baik di antara dan di dalam ekonomi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper