Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

TPT Capai 5,8 Persen, Menaker Optimistis Kejar Target dari Jokowi

Pada 2023, tingkat pengangguran terbuka atau TPT dipatok hanya 5,3 persen.
Pencari kerja mendaftar di salah satu stan perusahaan pada Job Market Fair 2018 di Klaten, Jawa Tengah./ANTARA-Aloysius Jarot Nugroho
Pencari kerja mendaftar di salah satu stan perusahaan pada Job Market Fair 2018 di Klaten, Jawa Tengah./ANTARA-Aloysius Jarot Nugroho

Bisnis.com, JAKARTA- Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah mengatakan tingkat pengangguran di Indonesia yang mencapai 5,8 persen sudah sesuai target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024.

Hal tersebut, kata Ida, sudah menurun dibandingkan tahun 2021. Pada tahun lalu, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) itu mencapai 6,5 persen. 

“Pengangguran pada 2022, kita kan punya RPJMN, tahun ini per Februari sudah memenuhi target RPJMN. Jadi sudah sampai 5,8 persen. Sudah melampaui,” ujar Ida saat ditemui di Gedung DPR-MPR RI, Selasa (16/8/2022).

Ida mengatakan, meski belum pulih seperti sebelum Covid-19, jumlah angkatan kerja pada per Februari 2022 sebanyak 144,01 juta orang cukup baik. Sebab, naik 4,20 juta orang dibanding Februari 2021.

“Kita akan jaga, Alhamdulillah teman-teman yang bekerja pada 2020 dan 2021 yang dirumahkan kembali bekerja. Memang belum pulih seperti sebelum Covid-19, dari 2020 hingga sekarang ada penurunan tingkat pengagguran,” tuturnya.

Ida berharap pada 2023 nanti TPT  bisa turun ke level 5,3 persen. Hal tersebut bisa didorong oleh investasi baik dalam dan luar negeri.

Sebelumnya, Presiden Jokowi mengatakan pemerintah juga menargetkan tingkat pengangguran terbuka (TPT) dapat ditekan dalam kisaran 5,3 persen hingga 6,0 persen pada 2023.

“Dengan pengelolaan fiskal yang kuat, disertai efektivitas dalam mendorong transformasi ekonomi dan perbaikan kesejahteraan rakyat, tingkat pengangguran terbuka 2023 diharapkan dapat ditekan dalam kisaran 5,3 hingga 6,0 persen dan angka kemiskinan dalam rentang 7,5 hingga 8,5 persen,” katanya dalam pidatonya terkait RUU APBN Tahun Anggaran 2023 beserta nota keuangannya, Selasa (16/8/2022).

Pemerintah mematok angka kemiskinan pada 2023 turun ke rentang 7,5 persen hingga 8,5 persen. Sejalan dengan itu, pemerintah menargetkan rasio gini dalam kisaran 0,375 hingga 0,378, serta Indeks Pembangunan Manusia dalam rentang 73,31 hingga 73,49.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Indra Gunawan
Editor : Kahfi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper