Bisnis.com, JAKARTA – Australia mencatat peningkatan perekrutan kerja pada Juni 2022, mendorong tingkat pengangguran ke level terendah dalam hampir 50 tahun. Hal ini juga dapat memperkuat dorongan bank sentral untuk menaikkan suku bunga lebih lanjut.
Dilansir Bloomberg pada Kamis (14/7/2022), Biro Statistik Australia mencatat lapangan kerja naik 88.400 dari bulan sebelumnyam, sebagian besar didorong oleh pekerjaan purnawaktu.
Data tersebut jauh lebih tinggi dari proyeksi para ekonom yang memperkirakan penambahan 30.000 lapangan kerja. Karena data ini, tingkat pengangguran turun menjadi 3,5 persen, level terendah sejak Agustus 1974.
Meningkatnya laju dalam perekrutan terjadi karena tingkat lowongan pekerjaan Australia mencapai rekor tertinggi, menunjukkan pengangguran semakin turun. Angka-angka tersebut kemungkinan akan membuat pembuat Reserve Bank of Australia (RBA) memutuskan pengetatan moneter untuk membantu mengendalikan lonjakan inflasi.
RBA telah menaikkan suku bunga acuan sebesar 125 basis poin menjadi 1,35 persen sejak Mei dan secara luas diperkirakan akan terus menaikkan suku bunga untuk sisa tahun ini.
Dengan pasar tenaga kerja yang sangat kuat, RBA dapat bertindak lebih agresif terhadap inflasi daripada yang akan terjadi.
Baca Juga
“Ya, suku bunga yang lebih tinggi akan mengurangi permintaan, tetapi dengan pemberi kerja mencari lebih banyak pekerja, kita seharusnya tidak melihat kenaikan suku bunga bermanifestasi menjadi kenaikan tingkat pengangguran,” kata Harry Murphy Cruise, ekonom Moody's Analytics.
Sementara itu, tingkat partisipasi angkatan kerja — bagian dari populasi yang bekerja atau mencari pekerjaan —naik tipis menjadi 66,8 persen seiring dengan meningkatnya keluhan tentang kekurangan pekerja dan ketidakmampuan bagi pengusaha untuk mengisi posisi terbuka.