Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Indrawati membeberkan faktor-faktor yang jadi penolong ekonomi Indonesia hingga bisa tumbuh 5,4 persen pada kuartal II/2022.
"Ini adalah pertumbuhan yang sangat tinggi kalau kita bandingkan dengan 2020- hingga 2021, bahkan kuartal I/2022, konsumsi rumah tangga kita mengalami pukulan yang dalam akibat pandemi," ujarnya dalam konferensi pers APBN Kita, Kamis (8/11/2022).
Pertama, masyarakat tak boleh melaksanakan aktivitas pada saat kasus Covid-19 melonjak tinggi sehingga kita melihat konsumsi mengalami kontraksi bahkan tidak tumbuh. Jikapun tumbuh, Sri Mulyani mengatakan konsumsi kembali terpukul akibat munculnya varian Delta pada kuartal I/2021.
Menurutnya, konsumsi rumah tangga pada tumbuh 4,3 persen (yoy) kuartal I/2022. Namun, dia mengatakan konsumsi rumah tangga meningkat lebih kuat lagi, yakni di level 5,5 persen pada kuartal II/2022.
"Covid-19 terkendali, masyarakat mobilitas meningkat, dan masyarakat juga mulai melakukan konsumsi. Terutama masyarakat menengah ke atas. Pada kuartal II/2022 kemarin kita juga merayakan Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri," imbuhnya.
Meski demikian, dia mengatakan konsumsi pemerintah masih mengalami kontraksi pada kuartal II/2022. Pasalny, Sri Mulyani menyoroti saat puncak varian Delta terjadi, pemerintah memang meningkatkan belanja luar biasa.
Pada waktu itu, lanjutnya, belanja pemerintah melonjak hingga 8,1 persen. Peningkatan terjadi akibat belanja vaksinasi serta bantuan sosial, termasuk bantuan subsidi upah dan bantuan sosial lainnya.
Dia mengatakan ini membuat konsumsi rumah tangga meningkat akibat suntikan belanja-belanja sosial dari pemerintah.
"Sekarang dengan kondisi pandemi yang relatif terkendali, beberapa bansos dilakukan koreksi untuk melindungi masyarakat bukan dari pandemi, tetapi dari kemungkinan kenaikan harga, misalnya bantuan minyak goreng," ucapnya.
Menurutnya, investasi juga menunjukkan pemulihan, tetapi belum yang seperti diharapkan. Dia berharap investasi menguat seiring dengan confidence ekonomi Indonesia.
Yang menjadi penyumbang pertumbuhan ekonomi Indonesia, lanjutnya, yakni ekspor yang melonjak tinggi. Ekspor Indonesia tumbuh 16,7 persen pada kuartal I/2022 da 19,7 persen pada kuartal II/2022.
"Ini pertumbuhan yang relatif terjaga. Pada 2021, ekspor mengalami pemulihan yang kencang akibat permintaan barang-barang ekspor Indonesia tinggi tahun lalu. Sekarang bisa tumbuh dekati dobel digit, ini sumbangan dari kenaikan harga komoditas," ucapnya.