Bisnis.com, JAKARTA - Film terbaru besutan sutradara papan atas Joko Anwar, Pengabdi Setan 2: Communion tengah meraih sorotan dari para pecinta film horor di Tanah Air. Rumah susun (Rusun) yang dijadikan lokasi syuting film itu pun turut menarik perhatian publik.
Rusun yang dijadikan lokasi syuting disebut-sebut sebagai bekas garapan pengembang swasta yang ikut dalam program Pembangunan 1.000 Tower Rusun.
Setelah di konfirmasi, Juru Bicara Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Endra. S Atmawidjaja menerangkan bahwa rumah susun (rusun) yang merupakan tempat lokasi syuting Pengabdi Setan 2, sebelumnya merupakan pembangunan mangkrak dari pengembang yang mengikuti program pemerintah "Pembangunan 1000 Tower Rusun" di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada 2007.
"Kita kembali ke tahun 2007 waktu itu ada program pemerintah namanya pembangunan 1.000 tower rusun. Nah itu, ditawarkan kepada pengembang swasta. Jadi, sumber pendanaannya pun dibiayai oleh swasta atau Non-APBN," kata Endra saat dihubungi Bisnis, Senin (8/8/2022).
Endra menerangkan bahwa lokasi syuting berupa gedung 15 lantai itu merupakan proyek yang digagas oleh Kementerian Perumahan Rakyat (Kemenpera). Di tahun 2007, Kemenpera dan Kementerian Pekerjaan Umum (Kementerian PU) masih terpisah, tapi saat ini telah menjadi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
"Waktu itu namanya program 1.000 tower rusun pada saat Kemenpera, jadi tak ada hubungannya dengan kementerian PU pada waktu itu," ujarnya.
Sementara itu, lokasi bangunan mangkrak tersebut tepatnya berada di belakang Pasar Sumber Arta, Bintara Jaya, Bekasi Barat, Jawa Barat. Rusun tersebut dibangun dengan tujuan untuk memberikan subsidi hunian bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).
Berikut ini fakta-fakta terkait Rusun yang menjadi lokasi syuting Pengabdi Setan 2:
1. Rusun Mangkrak
Kala itu, setelah menawarkan proyek pada pengembang, Kemenpera mengadakan seleksi untuk memilih rusun mana yang nantinya dimasukkan ke dalam program 1.000 tower rusun. Endra menuturkan bahwa proyek dari pengembang ini tak selesai diduga karena keterbatasan pendanaan.
"Dugaan kami ini karena kesulitan anggaran pada saat itu oleh swasta. Jadi kesulitan pendanaan, jadi proyeknya mangkrak, tidak diteruskan sampai sekarang," jelasnya.
Di sisi lain, dia mengklaim proyek rusun yang dikembangkan Kementerian PU tidak akan mencapai 15 lantai, melainkan hanya 2-3 lantai dengan waktu 1-1,5 tahun pengerjaan fisik.
"Kementerian PU bangun rusun kan tidak ada yang tinggi-tinggi. Kalau rusun-rusun untuk MBR kemudian pekerja, TNI, Polri, Seminari, dan lainnya itu biasanya hanya 3 lantai bahkan 2 lantai saja. Jadi kita tidak ada rusun yang tinggi sampai 15 lantai seperti itu," ujarnya.
Dia memastikan Kementerian PUPR terus berupaya menyelesaikan proyek di 1 tahun anggaran, kecuali jika rusun yang dibangun agak lebih besar dari standar, maka biasanya akan menggunakan sistem multiyears contract.
"Dan tidak ada rusun PUPR yang tidak langsung kita huni, artinya begitu serah terima langsung dihuni melalui Pemda setempat," tambahnya.
2. Bukan Tanggung Jawab Pemerintah
Endra menegaskan bahwa rusun yang tengah menjadi sorotan masyarakat itu sama sekali bukan tanggung jawab pemerintah.
"Itu bukan aset kita, itu aset milik swasta, jadi tidak bisa PUPR masuk untuk memperbaiki itu," tegasnya.
Namun, lain hal jika pengembang menyerahkan kepada Pemkot Bekasi, lalu Pemkot meminta PUPR untuk menyelesaikan rusun tersebut,
"Nah itu, sah saja ditempuh mekanisme itu, tapi kan tergantung kebijakan pak menteri nanti, apakah akan dibantu atau ngga?" paparnya.
Dengan kondisi saat ini, Kementerian PUPR tidak ada kewajiban untuk mengurus rusun lokasi syuting Pengabdi Setan 2 tersebut sebab aset tersebut bukan milik pemerintah.