Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IKN Dilengkapi Tol Bawah Laut, Biayanya Rp4 Triliun per Kilometer

Tol bawah laut itu akan menghubungkan Kota Balikpapan, Kalimantan Timur dengan Ibu Kota Negara (IKN) yang berada di Kalimantan Utara.
Suasana pabrik beton kawasan Buluminung milik PT Waskita Beton Precast Tbk. di Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur. Perseroan mendirikan pabrik seluas 12 hektar tersebut sebagai wujud kesiapan industri konstruksi di Kaltim terkait pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) baru. /Tim Jejalah Infrastruktur Kalimantan.
Suasana pabrik beton kawasan Buluminung milik PT Waskita Beton Precast Tbk. di Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur. Perseroan mendirikan pabrik seluas 12 hektar tersebut sebagai wujud kesiapan industri konstruksi di Kaltim terkait pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) baru. /Tim Jejalah Infrastruktur Kalimantan.

Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mengungkapkan kebutuhan biaya untuk membangun jalan tol bawah laut di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara sekitar Rp4 triliun per kilometer.

Staf Ahli Menteri Bidang Teknologi, Industri, dan Lingkungan Endra S. Atmawidjaja mengatakan hanya akan membangun terowongan bawah laut di jalan tol yang akan menghubungkan Balikpapan dengan IKN itu sepanjang 1,5 km.

"Biayanya Rp4 triliun per km, yang mau dibuat immersed tunnel 1,5 km itu yang di atasnya bekantan itu, untuk konservasi habitat bekantan," katanya kepada Bisnis, Selasa (9/8/2022).

Endra menuturkan kebutuhan anggaran tersebut dinilai sesuai dengan keekonomian untuk pembangunan sebuah terowongan bawah laut. Dia mencotohkan, pembangunan terowongan bawah laut di Khor Al Zubair, Irak sepanjang 2,5 km menyerap biaya Rp12 triliun atau sekitar Rp4,5 triliun untuk per km, sedangkan untuk terowongan bawah laut di Busan memiliki biaya Rp4,5 triliun per km dalam pembangunannya.

Saat ini, lanjut Endra, proses feasibility study masih dilakukan pemerintah bersama dibantu dengan Korea Selatan. Dalam proses tersebut guna mengkaji aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan terkait dengan rencana pembangunan tersebut.

Menurutnya, kajian yang dilakukan terkait dengan kelayakan investasi, dampak lingkungan yang timbulkan dari pembangunan tersebut, serta respon masyarakat sekitar guna memitigasi masalah-masalah yang timbul ke depannya.

"Ini masih FS, kan kita belum tau konstruksinya siapa atau dengan Korsel lagi atau negara lain, tapi yang jelas FS-nya kita dibantu tim dari Korea," ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Muhammad Ridwan
Editor : Kahfi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper