Bisnis.com, JAKARTA — PT Garuda Indonesia Tbk. (GIAA) bakal menggantikan pesawat bombardier CRJ 1000 yang telah dikembalikan kepada lessor dengan tipe pesawat lain yang dimiliki perseroan.
Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra menjelaskan telah memiliki rencana untuk menggantikan jenis pesawat yang kurang efisien dengan yang lebih efisien sejalan dengan disetujuinya rencana restrukturisasi perusahaan BUMN ini. Salah satunya dengan pengembalian pesawat bombardier. Irfan memastikan nasib konektivitas rute tersebut masih bisa dilakukan dengan dukungan pesawat lain.
"Rencananya rute-rute yang dilayani dengan Bombardier akan diganti dengan pesawat lain milik Garuda atau dengan pesawat yang dimiliki oleh Citilink," ujarnya, Rabu (3/8/2022).
Sebelumnya, Director of Human Capital Garuda Indonesia Aryaperwira Adileksana juga menjelaskan kondisi pesawat Bombardier CRJ-1000 yang telah dikembalikan kepada para lessor.
“Kami memutuskan setop Bombardier CRJ-1000 dan ATR. Bombardier seluruhnya dikembalikan,” ujarnya.
Emiten berkode saham GIAA tersebut memiliki sebanyak 18 unit pesawat Bombardier. Berdasarkan catatam Bisnis, sebanyak 12 di antaranya sudah dikembalikan kepada lessor Nordic Aviation Capital (NAC) pada Februari 2021. Maskapai pelat merah tersebut juga menyetop operasi CRJ-1000 lantaran terus merugi hingga US$ 30 juta per tahun. Tipe pesawat tersebut tak sesuai dengan kriteria penumpang Indonesia.
Baca Juga
Sebagai gantinya, rute-rute penerbangan pesawat Bombardier akan diganti dengan tipe yang lebih efisien yakni Boeing 737-800. Sementara untuk tipe pesawat jenis ATR akan dioperasikan seluruhnya oleh Citilink karena dinilai cocok karakteristiknya.
Saat ini, maskapai pelat merah tersebut sudah mulai mengembalikan secara bertahap pesawat Bombardier CRJ-1000.
Dalam keterangan resminya, Selasa (2/8/2022), Garuda mengatakan pada fase awal ini mengembalikan sebanyak 2 pesawat terlebih dahulu dari total sebanyal 18 pesawat produksi perusahaan berbasis di Montreal, Kanada tersebut.
"Tindak lanjut pengembangan pesawat tersebut merupakan bagian dari hasil tindak lanjut kesepakatan negosiasi bersama lessor pesawat Bombardier CRJ-1000 yakni Nordic Aviation Capital atau NAC serta Export Development Canada atau EDC," ujar Irfan melalui keterangan resmi, Selasa (2/8/2022).
Pengembalian pesawat tersebut merupakan bagian dari strategi restrukturisasi pesawat yang dijalankan di tengah dirampungkannya putusan homologasi Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang. Termasuk intensifikasi rencana strategis Perusahaan dalam rangka percepatan pemulihan kinerja.
Pengembalian dua pesawat Bombardier CRJ-1000 dengan nomor registrasi PK-GRQ dan PK-GRN tersebut diberangkatkan pada pukul 09.00 WIB dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta menuju MHIRJ Facility Service Centre, Tucson, Arizona, Amerika Serikat.
Sebelumnya pada 19 Juli 2022 lalu, emitem berkode saham GIAA juga telah mengembalikan satu-satunya armada Boeing 737 Max-8 dengan nomor registrasi PK-GDA kepada lessor Bocomm Leasing di Belanda.
Adapun restrukturisasi perseroan dalam jangka panjang juga dioptimalkan melalui kesepakatan bersama dengan lessor terkait dengan perubahan maupun perpanjangan kontrak sewa. Misalnya saja dengan penerapan skema power by the hour untuk pembayaran biaya sewa pesawat di mana nantinya Perusahaan akan membayar biaya sewa berdasarkan jam terbang pesawat. Melalui berbagai langkah strategis tersebut, Garuda Indonesia berhasil menekan biaya sewa untuk pesawat narrow body hingga di kisaran 30 persen dan pesawat wide body hingga di kisaran 69 persen.
Di sisi lain, Garuda juga akan mengevaluasi kondisi rute yang beroperasi dengan menyesuaikan jenis pesawat berdasarkan tingkat keterisian penumpang melalui penggunaan wide body untuk rute yang memiliki kontribusi positif pada kinerja perusahaan. Sementara itu, untuk memberikan berbagai alternatif destinasi penerbangan internasional bagi para pengguna jasa, Garuda Indonesia akan mengoptimalkan sinergi bersama dengan maskapai partner baik melalui skema interline maupun codeshare.