Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Jurus Garuda Indonesia (GIAA) Efisiensi Beban dan Struktur Biaya

Garuda Indonesia (GIAA) melakukan efisiensi beban dan struktur biaya sehingga mencatatkan penurunan realisasi rugi sebesar US$224,14 juta.
Pesawat milik maskapai penerbangan Garuda Indonesia terparkir di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Selasa (21/6/2022). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Pesawat milik maskapai penerbangan Garuda Indonesia terparkir di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Selasa (21/6/2022). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - PT Garuda Indonesia Tbk. (GIAA) mengambil langkah strategis dalam mengoptimalkan struktur biaya (cost structure) dan restrukturisasi kinerja pada kuartal I/2022.

Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan hingga kuartal I/2022, secara grup mencatatkan penurunan realisasi rugi hingga US$224,14 juta. Angka ini menyusut sebesar 42 persen dibandingkan dengan kuartal I/2021 sebesar US$385,36 juta.

Capaian tersebut berhasil diraih dengan adanya penurunan beban usaha Perusahaan pada awal 2022 ini yang tercatat US$526,34 juta pada kuartal pertama tahun ini. Pembukuan beban usaha tersebut lebih rendah sebesar 25 persen dari catatan beban usaha tahun lalu sebesar US$702,17 juta.

"Penurunan beban usaha tersebut terimplementasikan pada sejumlah lini beban seperti biaya operasional penerbangan, pemeliharaan-perbaikan, umum-administrasi, beban bandara, pelayanan penumpang, operasional hotel, transportasi dan jaringan," jelasnya melalui keterangan resmi, Selasa (2/8/2022).

Lebih lanjut pada periode kuartal I/2022 tersebut Garuda Indonesia juga mencatatkan konsistensi pendapatan usaha yang berada di kisaran US$350 juta dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Sementara itu, raihan pendapatan usaha tersebut berasal dari segmen penerbangan berjadwal yang menjadi kontribusi terbesar dengan total mencapai US$270,57 juta. Disusul penerbangan tidak berjadwal dan lainnya masing-masing sebesar US$24,07 juta, dan US$55,50 juta.

Irfan meyakini dengan terkendalinya pandemi dan yang juga berkontribusi pada peningkatan mobilisasi masyarakat serta pembukaan penerbangan antar negara tentunya menjadi sinyal positif untuk mengakselerasikan langkah pemulihan kinerja.

“Kami optimistis dengan strategi dan rencana bisnis yang didiskusikan secara intensif, mempertimbangkan kondisi aktivitas perjalanan masyarakat khususnya melalui transportasi udara yang semakin menunjukkan tren positif, serta beban kewajibanyang turun signifikan melalui proses PKPU ini," tekannya.

Sejumlah indikator tersebut, mendorong maskapai pelat merah tersebut agar bisa mengakselerasi pemulihan kinerja sekaligus mewujudkan maskapai tersebut sebagai entitas bisnis yang sederhana dan menguntungkan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper