Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Garuda Indonesia Kembalikan 18 Pesawat CRJ-1000 ke Lessor

Garuda Indonesia akan mengembalikan 18 unit pesawat Bombardier CRJ-1000 kepada lessor secara bertahap.
Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk Irfan Setiaputra menjadi narasumber diskusi bertema Semangat Baru Garuda di Kementerian BUMN, Jakarta, Jumat (24/1/2020)./Antara
Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk Irfan Setiaputra menjadi narasumber diskusi bertema Semangat Baru Garuda di Kementerian BUMN, Jakarta, Jumat (24/1/2020)./Antara

Bisnis.com, JAKARTA - PT Garuda Indonesia Tbk. (GIAA) mulai mengembalikan secara bertahap pesawat Bombardier CRJ-1000 kepada Nordic Aviation Capital (NAC) serta Export Development Canada (EDC) selaku lessor.

Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan pada fase awal ini dilakukan melalui pengembalian sebanyak 2 pesawat terlebih dahulu. Maskapai pelat merah tersebut total memiliki sebanyak 18 pesawat produksi perusahaan berbasis di Montreal, Kanada tersebut.

"Tindak lanjut pengembangan pesawat tersebut merupakan bagian dari hasil tindak lanjut kesepakatan negosiasi bersama lessor pesawat Bombardier CRJ-1000 yakni Nordic Aviation Capital atau NAC serta Export Development Canada atau EDC," ujarnya melalui keterangan resmi, Selasa (2/8/2022).

Pengembalian pesawat tersebut merupakan bagian dari strategi restrukturisasi pesawat yang dijalankan di tengah dirampungkannya putusan homologasi Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang. Termasuk intensifikasi rencana strategis Perusahaan dalam rangka percepatan pemulihan kinerja.

Pengembalian dua pesawat Bombardier CRJ-1000 dengan nomor registrasi PK-GRQ dan PK-GRN tersebut diberangkatkan pada pukul 09.00 WIB dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta menuju MHIRJ Facility Service Centre, Tucson, Arizona, Amerika Serikat.

Sebelumnya pada 19 Juli 2022 lalu, emitem berkode saham GIAA juga telah mengembalikan satu-satunya armada Boeing 737 Max-8 dengan nomor registrasi PK-GDA kepada lessor Bocomm Leasing di Belanda.

Adapun restrukturisasi perseroan dalam jangka panjang juga dioptimalkan melalui kesepakatan bersama dengan lessor terkait dengan perubahan maupun perpanjangan kontrak sewa. Misalnya saja dengan penerapan skema power by the hour untuk pembayaran biaya sewa pesawat di mana nantinya Perusahaan akan membayar biaya sewa berdasarkan jam terbang pesawat.

Melalui berbagai langkah strategis tersebut, Garuda Indonesia berhasil menekan biaya sewa untuk pesawat narrow body hingga di kisaran 30 persen dan pesawat wide body hingga di kisaran 69 persen.

Di sisi lain, Garuda juga akan mengevaluasi kondisi rute yang beroperasi dengan menyesuaikan jenis pesawat berdasarkan tingkat keterisian penumpang melalui penggunaan wide body untuk rute yang memiliki kontribusi positif pada kinerja perusahaan.

Sementara itu, untuk memberikan berbagai alternatif destinasi penerbangan internasional bagi para pengguna jasa, Garuda Indonesia akan mengoptimalkan sinergi bersama dengan maskapai partner baik melalui skema interline maupun codeshare.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper