Bisnis.com, JAKARTA — Ekonom Makroekonomi dan Pasar Keuangan LPEM UI Teuku Riefky memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia 5,07 persen pada kuartal II/2022 lantaran ditopang terutama oleh sektor konsumsi rumah tangga.
“Kami mengestimasi pada kuartal II/2022, perekonomian Indonesia akan tumbuh 5,07 persen. Masih diatas 5 persen, dengan kisaran 5,04 hingga 5,09,” katanya, Kamis (4/8/2022).
Riefky mengatakan konsumsi rumah tangga kemungkinan besar tumbuh lebih tinggi pada kuartal II/2022 karena momentum Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri beberapa bulan lalu.
Sejalan dengan itu, dia menuturrkan penyaluran kredit perbankan terus mencatatkan peningkatan. Komponen pengeluaran lainnya, yaitu investasi dan ekspor juga diperkirakan tumbuh positif pada periode yang sama.
Hal ini tercermin dari realisasi investasi pada kuartal II/2022 yang merupakan capaian tertinggi dalam satu dekade terakhir, dengan penyumbang utama berasal dari sektor manufaktur. Kinerja ekspor juga mencatatkan perbaikan yang signifikan dalam satu tahun terakhir, dengan surplus perdagangan pada kuartal II/2022 yang mencapai US$15,6 miliar.
“Melonjaknya harga komoditas membawa momentum bermanfaat bagi ekspor karena Indonesia merupakan net eksportir komoditas energi utama,” imbuhnya.
Baca Juga
Surplus perdagangan barang tersebut kemudian mendorong surplus transaksi berjalan. Surplus perdagangan yang terus berlanjut juga telah meredam dampak pengetatan moneter terhadap arus keluar modal dan depresiasi karena ekspor yang lebih tinggi daripada impor mengindikasikan likuiditas valuta asing yang lebih besar di pasar.
Riefky menambahkan tingkat inflasi di dalam negeri juga relatif moderat dibandingkan negara lain. Inflasi Indonesia tercatat sebesar 4,94 persen (year-on-year/yoy) secara tahunan pada Juli 2022, sedangkan inflasi inti terkendali pada tingkat 2,86 persen secara tahunan pada periode yang sama.