Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mewanti-wanti akan menyetop kembali ekspor batu bara apabila pasokan energi primer itu kembali seret untuk keperluan domestik di tengah disparitas harga yang kembali melebar pada pertengahan tahun ini.
“Ya kita setop lagi ekspornya,” kata Arifin saat ditemui di Gedung Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Kamis (4/8/2022).
Kendati demikian, Arifin mengaku, dirinya belum mendapat laporan dari PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN ihwal pasokan batu bara yang disebutkan mulai tersendat belakangan ini.
“Dari saya nggak ada laporan [PLN] itu,” ujarnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, PLN meminta Kementerian ESDM untuk segera mengimplementasikan badan usaha layanan umum (BLU) Batu Bara di tengah pasokan komoditas energi primer itu yang belakangan tertahan di sejumlah pemasok.
EVP Batubara PT PLN (Persero) Sapto Aji Nugroho menuturkan sebagian besar pemasok batu bara memilih untuk menahan pasokan mereka di tengah harga komoditas emas hitam itu yang masih menguat di pasar internasional.
Sementara itu, pemasok batu bara yang sudah berkontrak dengan PLN belakangan memilih untuk menunda pengiriman menyusul spekulasi BLU yang bakal segera diimplementasikan menyusul disparitas harga batu bara yang terpaut lebar antara harga domestik penugasan dari pasar dunia.
“Sejak bulan April, Mei orang sudah menunggu BLU akan keluar sehingga beberapa pemasok menunda pengiriman, ini yang makin mempersulit kondisi saat ini ketika BLU itu tidak segera keluar,” kata Sapto dalam diskusi publik BLU Batu Bara secara daring, Selasa (2/8/2022).
Menurut Sapto, disparitas harga yang terlanjur lebar sejak awal tahun itu mendorong pemasok batu bara untuk melakukan ekspor ketimbang memenuhi kewajiban pasokan untuk industri dalam negeri termasuk PLN. Apalagi, kata dia, rencana implementasi BLU Batu Bara yang nantinya bertugas untuk menarik iuran dari perdagangan komoditas itu ikut mendorong spekulasi pemasok menahan pasokan mereka.