Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kadin Sebut Pencabutan Subsidi BBM Buat Dunia Usaha Waswas

Kadin mengatakan kebijakan penghapusan subsidi BBM sangat memengaruhi tingkat konsumsi masyarakat.
Petugas melakukan pengisian bahan bakar pertalite di SPBU Pertamina Abdul Muis, Jakarta, Rabu (29/6/2022). ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
Petugas melakukan pengisian bahan bakar pertalite di SPBU Pertamina Abdul Muis, Jakarta, Rabu (29/6/2022). ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja

Bisnis.com, JAKARTA — Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia meminta pemerintah untuk terus melanjutkan pemberian insentif guna menjaga daya beli masyarakat, termasuk untuk terus melanjutkan subsidi BBM.

Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Fiskal dan publik Suryadi Sasmita menyampaikan bahwa kebijakan penghapusan subsidi BBM sangat memengaruhi tingkat konsumsi masyarakat.

“Kalau bisa BBM juga jangan dihilangkan subsidinya, daya beli rakyat kecil masih rendah,” katanya dalam Webinar Bisnis Indonesia Mid-Year Economic Outlook 2022, Rabu (3/8/2022).

Suryadi mengatakan, kebijakan sensitif yang berpengaruh ke tingkat konsumsi masyarakat dan stabilitas perekonomian dalam negeri turut membuat kalangan pengusaha khawatir.

Di samping subsidi BBM, Kadin juga meminta pemerintah untuk melanjutkan pemberian bantuan sosial kepada masyarakat rentan.

“Bansos juga bikin khawatir, kalau tidak disubsidi akan kena ke UMKM. Kalau subsidi, bagaimana fiskal kita, apakah cukup?,” tuturnya.

Lebih lanjut, Suryadi juga meminta insentif untuk dunia usaha tetap dilanjutkan, misalnya untuk menjamin kepastian berusaha dan insentif ke sektor properti.

Dia juga menyampaikan bahwa saat ini suku bunga yang rendah masih dibutuhkan dunia usaha untuk mendorong aktivitas perekonomian.

Oleh karena itu, dia pun mengharapkan agar industri perbankan untuk tidak menaikkan suku bunga pinjaman saat ini. Pasalnya, tingkat suku yang lebih tinggi akan menghambat, terutama pelaku usaha menengah, untuk melakukan ekspansi bisnis.

Hal ini juga mempertimbangkan tingkat inflasi di dalam engeri yang masih terkendali dan masih berada di bawah tingkat pertumbuhan ekonomi.

“Perbankan juga kalau bisa jangan dinaikkan dulu suku bunga, kalau masih bisa dipertahankan,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Maria Elena
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper