Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Waspada Krisis Pangan Global, India Gagal Panen Beras

Ancaman terhadap produksi beras India datang pada saat negara-negara bergulat dengan melonjaknya biaya pangan dan inflasi yang merajalela.
Ilustrasi beras/Bisnis-Arief Rahman
Ilustrasi beras/Bisnis-Arief Rahman

Bisnis.com, JAKARTA - Beras berpotensi menjadi tantangan bagi rantai pasok pangan global, mengingat India mengalami gagal panen akibat curah hujan yang rendah.

India tercatat sebagai salah satu eksportir beras terbesar dunia yang menyumbang 40 persen dari perdagangan beras global. Negeri Bollywood ini memasok beras bagi 100 negara, termasuk China, Nepal dan beberapa negara Timur Tengah.

Curah hujan yang rendah juga membuat lahan padi menyusut ke angka yang cukup rendah. Total area yang ditanami padi telah menurun 13 persen musim ini karena kurangnya curah hujan di beberapa daerah, termasuk Benggala Barat dan Uttar Pradesh, yang merupakan seperempat dari produksi India.

Ancaman terhadap produksi beras India datang pada saat negara-negara bergulat dengan melonjaknya biaya pangan dan inflasi yang merajalela.

Pedagang khawatir bahwa penurunan produksi beras akan memperumit perjuangan inflasi India dan memicu pembatasan ekspor. Langkah seperti itu akan memiliki implikasi luas bagi miliaran orang yang bergantung pada bahan pokok.

Pemerintah India sendiri telah membatasi ekspor gandum dan gula untuk menjaga keamanan pangan dan mengendalikan harga lokal. Lonjakan harga beras India mencerminkan kekhawatiran tentang output.

"Harga beberapa varietas telah melonjak lebih dari 10 persen dalam dua minggu terakhir di negara-negara berkembang utama seperti Benggala Barat, Odisha dan Chhattisgarh karena kurangnya hujan dan meningkatnya permintaan dari Bangladesh," kata Mukesh Jain, Direktur di Sponge Enterprises Pvt., pengirim beras.

Harga ekspor mungkin naik menjadi US$400 per ton pada bulan September dari US$365 sekarang secara free-on-board, tambahnya.

Sebagian besar beras dunia ditanam dan dikonsumsi di Asia, sehingga komoditas ini penting bagi stabilitas politik dan ekonomi di kawasan. Berbeda dengan lonjakan harga gandum dan jagung setelah invasi Rusia ke Ukraina, beras telah melemah karena produksi dan persediaan yang cukup, membantu menangkal krisis pangan yang lebih besar.

Banyak yang mengandalkan panen padi di India dan perkembangan musim hujan. Beberapa ilmuwan pertanian optimistis bahwa masih ada waktu untuk melanjutkan penanaman dan menutupi kekurangannya. Hujan diperkirakan normal untuk Agustus hingga September, yang dapat meningkatkan hasil panen.

Rajesh Kumar Singh, seorang petani di Uttar Pradesh, mengatakan dia menanam padi hanya di setengah dari tujuh acre (2,8 hektar) tanahnya karena kurangnya hujan pada bulan Juni dan Juli.

"Situasinya benar-benar genting," katanya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hadijah Alaydrus
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper