Bisnis.com, JAKARTA – Tensi politik yang meninggi antara China dan Taiwan menyusul kunjungan Ketua DPR Amerika Serikat (AS) Nancy Pelosi dinilai berpotensi memperkecil peluang Indonesia meraup investasi dari Foxconn.
Direktur Eksekutif CORE Indonesia Mohammad Faisal menilai ketegangan politik dengan China bisa membuat Foxconn yang merupakan perusahaan Taiwan mengambil langkah wait and see terhadap rencana investasinya.
"Ada kemungkinan Foxconn bakal wait and see terkait dengan minat investasi di Indonesia. Namun, tergantung cepat atau lambatnya ketegangan politik di negara itu berlangsung," ujarnya kepada Bisnis, Rabu (3/8/2022).
Faisal menilai terdapat beberapa upaya yang bisa dilakukan pemerintah untuk mengantisipasi dan meminimalisir dampak dari kemungkinan terburuk jika Foxconn membatalkan rencana investasinya.
Sebagai upaya antisipasi, Indonesia bisa mengambil langkah diplomasi politik memanfaatkan posisi sebagai Ketua G20 2022. Untuk memperkecil dampak terburuknya, Indonesia dinilai mesti mencari investor alternatif.
Sebelumnya, Menteri Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menyebut Foxconn akan merealisasikan investasinya pada kuartal III/2022 atau paling lambat pada kuartal IV/2022.
Nilai rencana investasi tersebut diungkapkan sekitar US$8 miliar dan diperkirakan bakal menyerap tenaga kerja lebih dari 10.000 orang serta berlokasi di Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang, Jawa Tengah.
Selain Foxconn, bakal pemain di KIT Batang adalah LG Electronics yang berencana menanamkan modal senilai US$9,8 miliar serta merelokasi pabrik dari China ke Indonesia.
Untungnya, ketegangan politik yang tengah terjadi di sejumlah kawasan dinilai tidak serta merta mengganggu rencana investasi perusahaan-perusahaan asing di Tanah Air, termasuk LG Electronics.
Menakar potensi hambatan resesi AS serta situasi geopolitik global terhadap komitmen investasi di kawasan industri.