Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekonom BRI: Kemungkinan Indonesia Resesi Tahun Depan Sangat Kecil

Kenaikan inflasi di dunia akibat kenaikan harga komoditas global saat ini sangat mengkhawatirkan dan perlu diwaspadai.
Suasana deretan gedung bertingkat dan perumahan padat penduduk di Jakarta, Senin (4/7/2022). /Bisnis-Eusebio Chrysnamurti
Suasana deretan gedung bertingkat dan perumahan padat penduduk di Jakarta, Senin (4/7/2022). /Bisnis-Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA — Pengetatan kebijakan moneter oleh sejumlah bank sentral untuk mengatasi lonjakan inflasi memicu terjadinya resesi ekonomi di banyak negara.

Direktur Utama BRI Research Institute Anton Hendranata menyampaikan bahwa kenaikan inflasi dunia akibat kenaikan harga komoditas global saat ini memang sangat mengkhawatirkan dan perlu diwaspadai.

Berdasarkan data terakhir, tingkat inflasi di Amerika Serikat telah terkerek ke level 9,1 persen, Uni Eropa 8,6 persen, Jepang 2,4 persen, dan Singapura 6,7 persen.

“Dengan inflasi yang sangat tinggi, perekonomian global semakin tertekan, produksi dan penjualan semain melambat, konsumen semakin pesimis, begitu juga dengan aktivitas perdagangan,” katanya dalam Webinar Bisnis Indonesia Mid-Year Economic Outlook 2022.

Kenaikan inflasi tersebut diikuti dengan pengetatan kebijakan moneter, salah satunya pada Bank Sentral Amerika Serikat (AS), the Fed, yang pada bulan ini kembali menaikkan suku bunga acuan secara agresif sebesar 75 basis poin.

Dengan perkembangan tersebut, Anton memperkirakan perekonomian AS akan mengalami resesi pada semester II/2023 dengan probabilitas yang sangat tinggi.

Namun demikian, Anton menyampaikan bahwa perekonomian Indonesia saat ini semakin kuat dalam menghadapi gejolak eksternal.

“Dibandingkan periode 2010–2015, pasar finansial kita lebih robust [kokoh]. Ini yang menyebabkan pasar finansial Indonesia lebih baik dibandingkan negara-negara di kawasan,” jelasnya.

Lebih lanjut, posisi cadangan devisa Indonesia kata dia juga cenderung kuat dan lebih mampu menahan goncangan dari sisi eksternal.

Meski neraca perdagangan mencatatkan defisit pun, imbuh Anton, posisi cadangan devisa dalam negeri tidak akan tergerus tinggi. Inilah yang mencerminkan bahwa perekonomian Indonesia secara fundamental semakin baik.

“Kalau AS resesi 2023, bagaimana dengan Indonesia? Indonesia kemungkinan resesi di 2023 hanya 2 persen,” jelas Anton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Maria Elena
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper